Program READSI Kementan, Siapkan Lahan Khusus untuk Berdayakan KWT Labotan

  • Bagikan
Sumber foto: liputan6.com

Mediatani – Kementerian Pertanian yang mengadakan program baru yang dikenal dengan Program Rural Empowerment Agricultural and Development Scaling Up Initiative (READSI) Kementan ternyata mendapat respons positif dari daerah. Mereka telah mempersiapkan lahan khusus untuk kegiatan budidaya pertanian demi pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT).

Terkait hal ini, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian RI menyampaikan bahwa program READSI ini dibuat untuk bisa memaksimalkan produktivitas dan juga kesejahteraan para petani. Sehingga dengan meningkatknya produktivitas, maka ketahanan pangan nasional akan tercapai.

“Daerah sangat mengerti posisi strategis READSI sebab produktivitas akan maksimal dan kesejahteraan petani naik,” ungkap Mentan SYL.

Melalui produktivitas dan kualitas, ketahanan pangan nasional akan tercapai. Lebih lanjut, Mentan SYL mengapresiasi semua elemen yang berperan besar terhadap pertanian.

Dilansir dari liputan6.com, Salah satu respons positif untuk program READSI Kementerian Pertanian ditunjukkan oleh Desa Labotan, Banggai, Sulawesi Tengah. Mereka telah memberikan izin penggunaan lahan desa untuk kebutuhan demplot. Lahan tersebut memiliki luas 0,5 hektare. Ke depannya, lahan tersebut akan ditanami sayur dan buah-buahan.

Menurut Mentan SYL, optimalisasi produktivitas pertanian bisa saja dilakukan pada lahan yang sempit. Inilah alasan hadirnya program READSI untuk mengoptimalkan semua lahan agar produktif dan memiliki value ekonomi tinggi.

Secara umum, Kabupaten Banggai ini memiliki profil pertanian yang positif. Hasil pertaniannya sebagian besar adalah coklat, kopra, kacang mente, sawit, beras, dan lainnya. Banggai juga mampu menghasilkan beragam jenis sayuran dan buah-buahan.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan bahwa READSI merupakan jawaban dari industri 4.0. Menurutnya, penyuluh pertanian harus pintar sebab akan bersentuhan langsung dengan para petani. Sehingga petani pintar, pertanian terus maju dan ketersediaan pangan nasional terpenuhi.

“READSI mengoptimalkan semua potensi yang ada. Menjawab semua kebutuhan dan tantangan industri 4.0,” ujar Dedi.

Sejauh ini, program READSI dinilai efektif sebagai pendorong produktivitas dan juga kesejahteraan para petani. Program READSI digulirkan di enam provinsi dengan rincian delapan belas kota/kabupaten, termasuk 342 desa. Tidak hanya hadir di Sulawesi Tengah, READSI juga ada di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.

Pemberdayaan Kaum Wanita

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Labotan yang mendukung penuh program READSI Kementan, kemudian diberikan lahan demplot. Terlebih, lahan demplot tersebut telah disiapkan oleh Kelompok Tani (Poktan) sejak 2019. Pemberdayaan KWT ini dinilai cukup efektif, khususnya karena mereka memiliki waktu yang memadai. Kebijakan ini juga sebagai upaya untuk pemberdayaan kaum wanita di Kabupaten Banggai, terutama di Desa Labotan.

Menurut Aidin Salam selaku Kepala Desa Labotan, telah dilakukan pertemuan dengan KWT dan mereka akan mengerjakan demplot yang telah disiapkan sejak awal. Komoditas sayuran dan buah potensial dalam luasan lahan di sekitar Kantor Desa. Dengan lokasi yang strategis, dan lahan mudah dijangkau serta aktivitas pertanian yang semakin efektif.

Sementara itu, Kartini Ronte sebagai Fasilitator Desa menyampaikan bahwa sinergi akan terus dilakukan untuk pengembangan pertanian berbasis READSI Kementan. KWT di Desa Labotan dijamin akan menjadi sejahtera dan target perbaikan gizi keluarga mampu terpenuhi.

Kebijakan tersebut menjadi bukti bahwa besarnya dukungan dari Pemerintah Desa terhadap pelaksanaan program READSI ini. Selain itu, ini juga menjadi bukti dari visi misi Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Kabupaten Banggai yang maju, mandiri dan sejahtera berbasis kearifan lokal melalui pertanian.

  • Bagikan