Mediatani – Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan program SMS Pisan yang merupakan akronim dari Sapi Manak Setahun Pisan (sapi beranak setahun sekali).
Program ini pun memberikan treatment kepada indukan sapi yang mengalami gangguan reproduksi sehingga mereka dapat bereproduksi secara maksimal, yakni satu tahun sekali.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani merilis langsung program tersebut di sela-sela kegiatan bupati ngantor di desa (Bunga Desa) di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo.
“Semoga dengan program SMS Pisan ini, populasi sapi di Banyuwangi bisa semakin meningkat yang ujungnya tentu meningkatkan kesejahteraan kawan-kawan peternak,” kata Ipuk, Jumat (30/4/2021), melansir dari situs Beritajatim.com.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Arief Setyawan menjelaskan bahwa program SMS Pisan ini diadakan untuk mendorong agar sapi-sapi di Banyuwangi dapat bereproduksi dan berproduksi secara maksimal.
“Target kami, setiap induk sapi bisa beranak setahun sekali. Dalam program ini, kami siapkan tim yang bertugas mendampingi sapi-sapi yang bermasalah agar bisa produktif kembali. Sehingga usai melahirkan, saat anaknya usia tiga bulan, si induk sudah bisa bunting lagi,” jelas Arief.
Dalam pelaksanaannya nanti, Arief melanjutkan, tim akan melakukan pendampingan kepada sapi-sapi yang mengalami gangguan reproduksi. Sapi yang tidak birahi pun akan dibuat birahi.
“Kami berikan treatment khusus, agar reproduksinya bisa sama dengan sapi lainnya,” kata Arief.
Arief menambahkan bahwa cara mendapatkan program ini cukup mudah yakni, pemilik sapi cukup melaporkan saja kondisi sapinya yang mengalami gangguan reproduksi kepada petugas maupun Pusat Kesehatan Hewan terdekat.
“Biaya pengobatan hingga kawin suntik gratis, ditanggung pemerintah kabupaten. Target kami dalam 1 bulan ini bisa menyasar 750 sapi,” ucap Arief.
Program ini pun disambut hangat oleh para peternak. Salah satunya ialah Gatot Wicaksono.
Gatot, awalnya merasa risau karena sapi miliknya susah bunting, tapi kini setelah ada program ini dia merasa lega.
“Programnya cocok untuk sapi saya, karena hampir dua tahun belum bunting. Saya senang, karena petugas yang datang merawat, dan pelayanannya baik,” ujar Gatot.
Kabupaten Banyuwangi sejak dulu terkenal sebagai sentra penghasil bibit sapi unggul, jenis simental dan limousin.
Dari total populasi 140 ribu sapi di Banyuwangi, 80 persennya merupakan sapi betina.
Ipuk juga didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Arief Setyawan. Turut hadir Kepala UPT Inseminasi Buatan Dinas Peternakan Jawa Timur, Dr. drh. Iswahyudi.
Puskeswan Banyuwangi Berkeliling Beri Pemeriksaan Gratis kepada Hewan Ternak
Selain program di atas, sebelumnya, sebagaimana diberitakan, para peternak di Banyuwangi juga patut bersyukur karena Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi membuka pelayanan kesehatan keliling untuk hewan ternak.
Secara rutin, tim-tim dari dokter hewan dan tenaga kesehatan dari pusat kesehatan hewan (Puskeswan) ini siap untuk berkeliling ke berbagai wilayah, dengan memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada hewan ternak milik warga.
“Program ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan status kesehatan hewan ternak di Banyuwangi. Agar bereproduksi dan berproduksi secara maksimal. Target tahun ini kami bisa melayani 10 ribu hewan ternak besar, seperti sapi dan kambing,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Arief Setyawan kepada detikcom, Minggu (14/3/2021) yang dikutip mediatani.co, Senin (15/3/2021).
Dalam kegiatan dan pelaksanaannya, tim keliling ini mendatangi lokasi peternakan maupun tempat permukiman warga di desa-desa, menggunakan mobil ambulans khusus ternak yang telah disiapkan oleh Pemkab Banyuwangi.
Mobil ambulans itu pun dilengkapi dengan berbagai peralatan kesehatan khusus hewan ternak. Seperti mikroskop, kamar hitung, alat pemeriksa berat jenis susu (laktodensimeter), hingga ultrasonografi (USG) untuk sapi dan ternak kecil…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)