Punya 30.000 Nelayan Pribumi, Tapanuli Tengah dan Sibolga Kembangkan Industri Perikanan

  • Bagikan
Bupati Tapanuli Tengah ( Tapteng ) Bakhtiar Ahmad Sibarani dan Wali Kota Sibolga H. Jamaluddin Pohan beserta rombongan bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono

Mediatani – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga berencana untuk mengembangkan industri perikanan. Pasalnya, kedua daerah tersebut memiliki potensi dan peluang sektor kelautan dan perikanan yang cukup melimpah.

Sebagai daerah yang menghadap langsung ke Samudera Hindia dan wilayahnya didominasi oleh garis pantai, wajar saja jika masyarakat Tapanuli Tengah dan Sibolga bergantung pada hasil sumber daya kelautan dan perikanan.

Hal tersebut telah didiskusikan pimpinan Pemda Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga bersama Menteri Sakti Wahyu Trenggono pada Senin (22/3/2021) di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta.

“Selamat datang Bapak-bapak Pemda Tapanuli Tengah dan juga Sibolga, terima kasih sudah berkunjung di kantor KKP. Saya harap ada hal baik yang bisa kita diskusikan untuk kebaikan negara Indonesia yang lebih maju,” ujar Menteri Trenggono saat memulai pembicaraan.

Secara khusus, Bupati Tapanuli Tengah dan Wali Kota Sibolga bermohon solusi untuk percepatan pengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), yang saat ini menjadi polemik penyebab terkendala melaut, bagi nelayan di Sibolga-Tapanuli Tengah serta beberapa daerah lainnya.

Dalam pertemuan itu, Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Ahmad mengungkapkan bahwa hingga kini setidaknya terdapat 30.000 nelayan pribumi dari Sibolga yang masih aktif melaut.

Hal inilah yang mendasari Pemda setempat untuk berinisiasi melakukan pengembangan sub sektor perikanan tangkap agar hasilnya bisa lebih optimal dan besar.

Untuk melakukan pengembangan tersebut, tambahnya, salah satu yang dibutuhkan adalah adanya cold storage yang dapat digunakan oleh pengusaha untuk menyimpan hasil tangkapan ikan sebelum dipasarkan.

“Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan, Bapak Menteri. Salah satunya adalah kesulitan yang tengah dialami oleh pelaku home industry. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas cold storage dan pengering ikan di tempat kami,” ucap Bakhtiar yang dibenarkan oleh Jamaluddin Pohan, Wali Kota Sibolga.

Menanggapi penyampaian tersebut, Menteri Trenggono berjanji akan melakukan pengkajian ulang tentang perizinan yang bermasalah dan juga berjanji akan berkunjung langsung ke Sibolga-Tapteng untuk meninjau potensi Kelautan dan Perikanan di kedua daerah ini.

Selain itu, ia juga meminta jajarannya untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan, melakukan pembinaan kepada nelayan, serta penggalian potensi yang ada di wilayah tersebut termasuk data tentang perputaran ekonomi baik yang berasal dari aktivitas pendaratan kapal maupun kegiatan perikanan lainnya.

Selain itu, Menteri Trenggono juga mengutarakan beberapa pandangannya terhadap masa depan perikanan Tapanuli Tengah dan juga Sibolga. Dia ingin Tapanuli Tengah kedepannya dapat menjadi roda penggerak industri perikanan dan Sibolga sebagai wilayah yang bertugas memperkuat pemasarannya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Trenggono juga membeberkan beberapa desain program yang saat ini tengah dijalankan dan menjadi fokus utama KKP hingga tahun 2024. Dimana pihaknya sedang menggerakkan berbagai program utama, yang pertama adalah meningkatkan PNBP.

“Dimana salah satu caranya adalah melalui perikanan tangkap, dan perikanan budidaya. Sehingga Pemda juga harus mendukung hal tersebut, termasuk Tapanuli Tengah dan Sibolga,” ungkapnya.

Program yang kedua yaitu perikanan budidaya, baik budidaya darat, laut maupun payau. Menteri Trenggono berharap kedepannya wilayah Tapanuli Tengah dan Sibolga bisa mengembangkan sub sektor tersebut.

“Lalu program yang ketiga adalah kesejahteraan nelayan melalui tunjangan hari tua, tunjangan kesehatan, dan tunjangan kecelakaan,” jelasnya.

Menteri Trenggono pun berharap agar masyarakat Tapanuli Tengah dan juga Sibolga, khusunya nelayan dapat merasakan langung dampak positif dari adanya program tersebut dimana seluruh hasil tangkapan akan terkonsolidasi untuk kesejahteraan nelayan.

Ia berkeyakinan, jika semua potensi digarap dengan benar, maka pasarnya akan semakin luas bahkan dapat mencapai pasar luar negeri. Selain itu Menteri Trenggono juga berpesan agar daerah-daerah tersebut bisa turut menjadi koridor terdepan dari keberlanjutan ekosistem kelautan dan perikanan.

  • Bagikan