Mediatani – Dalam budidaya ikan air tawar, kita mengenal berbagai jenis kolam. Salah satu yang populer adalah kolam bioflok yang berasal dari kata bio dan flock. Kolam ini bisa digunakan untuk mengembangkan berbagai jenis ikan air tawar, mulai dari nila, mujair, lele, hingga gurami.
Budidaya tidak hanya tentang ikan saja. Istilah bio dalam bioflok merujuk pada mikroorganisme yang berkumpul dalam sistem kolam tersebut. Mikroorganisme tersebut berupa jamur dan bakteri yang punya banyak manfaat dalam budidaya.
Kelebihan Kolam Sistem Bioflok
Sistem bioflok menjadi populer di kalangan pembudidaya ikan karena memiliki berbagai kelebihan dibanding kolam model konvensional. Beberapa keuntungan dari sistem bioflok ini, yaitu:
1. Ikan Lebih Cepat Besar
Jika menebar benih nila atau mujair, ikan akan menjadi lebih cepat besar. Inilah keuntungan bioflok untuk budidaya ikan air tawar. Ikan yang cepat tumbuh besar akan membuat ikan cepat dipanen, dengan begitu keuntungan juga berputar lebih sering.
Nila dan mujair menjadi dua jenis ikan yang mampu menyerap bioflok dengan baik. Sumber pakan mereka tak hanya mengandalkan pelet atau cacing, tapi juga mikroorganisme yang ada di kolam. Untuk bisnis ikan air tawar, jenis kolam ini sangatlah menguntungkan.
2. Ikan Hidup Lebih Baik
Ikan yang tumbuh di dalam kolam ini memiliki daya hidup yang lebih baik. persentase kehidupannya adalah sekitar 90 persen meskipun airnya tidak diganti hingga panen. Kemungkinan hidup yang tinggi ini menjadi keunggulan dari kolam model bioflok, sehingga pemeliharaan lebih mudah.
3. Irit Air
Jika kondisi air relatif bersih, pH tidak terlalu asam atau basa, maka Sobat Mediatani tidak perlu melakukan penggantian air. Cukup dengan memastikan bahwa kondisinya aman untuk ikan. Tentu saja ini membuat kebutuhan air sangat kecil dan cocok untuk budidaya di lahan minim air.
4. Irit Pakan
Peternak ikan air tawar juga bisa menikmati manfaat berupa sedikitnya pakan yang dibutuhkan oleh ikan. Kebutuhan makannya berkurang hingga 2/3 dari jumlah yang seharusnya diberikan dengan hasilnya yang tetap memuaskan.
Cara Membuat Kolam Bioflok
Ada beberapa cara yang harus dilakukan dalam pembuatan bioflok. Berikut ini adalah cara pembuatan kolam modern terintegrasi:
1. Mempersiapkan Kolam
Bioflok membutuhkan ukuran yang cukup besar sehingga Sobat Mediatani harus mempersiapkan lokasi lahannya juga. Sebuah kolam membutuhkan diameter sekitar 2 hingga 3 meter dengan bentuk lingkaran. Sementara untuk tingginya, kolam ini berdiri sekitar 1 meter.
Membuat kolam ini tidaklah rumit. Meski begitu, kerangka kolam terbuat dari rangka besi berbentuk kotak-kotak dan membentuk kolam lingkaran. Selain itu, bioflok tidak membutuhkan bagian lantai dasar. Nantinya, kerangka tersebut akan diletakkan terpal yang tebal untuk menampung airnya.
2. Menyiapkan Air Kolam
Air yang digunakan untuk kolam harus jernih, tidak boleh keruh. Keruhnya air akan membuat pertumbuhan mikroorganisme yang ditargetkan terganggu. Belum lagi kehidupan ikan-ikan air tawar yang ditaruh di dalamnya tidak akan memiliki umur yang panjang.
Saat mengisi air ke kolam yang sudah terlapisi terpal, pastikan bahwa keadaannya steril. Pengisian air ke dalam kolam bisa setinggi 9/10 dari tinggi kolam. Setelah terisi penuh, biarkan selama satu malam agar bahan-bahan yang berbahaya pada air menguap terlebih dahulu ke udara.
3. Menyiapkan Bahan-Bahan Bioflok
Ada beberapa bahan yang akan Sobat Media tani butuhkan untuk membuat bioflok, di antaranya adalah:
- Garam krosok (kebutuhan garam adalah 1 kg untuk 1 m3 air kolam).
- Dolomit atau kapur tohor (kebutuhannya sekitar 150 g untuk 1 m3 air kolam).
- Probiotik (bahan yang harus digunakan adalah probiotik yang digunakan untuk ikan).
- Yakult (kebutuhannya hanya 1 botol per kolam).
- Molase (350 ml untuk 1 m3 air kolam atau gula jawa 500 ml untuk 1 m3 air).
4. Mulai Membuat Bioflok
Tahapan pembuatan bioflok tidak boleh tertukar untuk mencegah gagalnya muncul mikroorganisme di dalam kolam. Urutannya adalah:
- Bahan-bahan bioflok dicampur menjadi satu, kemudian diaduk.
- Masukkan campuran tersebut ke dalam kolam bioflok yang airnya sudah diendapkan. Lalu, biarkan selama 12-14 hari.
- Sistem aerasi harus dinyalakan sesaat setelah semua bahan dimasukkan ke dalam air. Tujuannya adalah mikroorganisme bisa muncul dan bekerja dengan cepat.
- Lakukan pengecekan oksigen, warna, dan pH air setiap hari. Warna air setidaknya adalah kecoklatan, rentang pH di antara 6-8, dan oksigennya 3 mg/liter.
- Setelah 2 minggu, kolam sudah bisa langsung digunakan. Selanjutnya, bisa langsung memasukkan jenis ikan yang akan ditanam. Untuk bioflok dengan ukuran diameter 2 meter, bisa menebar 1000 ekor lele atau 100 ekor ikan tawar jenis lainnya.
5. Mengecek dan Mengganti Air
Setelah bioflok berhasil dibuat, saatnya untuk melakukan perawatan terhadap kolam. Kolam yang warnanya keruh akibat gumpalan yang melayang di permukaan harus diganti secepatnya. Bisa juga menggunakan metode sedot air hingga separuhnya, lalu ditambahkan.
Tetapi, apabila kondisi air tetap jernih sedari awal penebaran benih ikan, maka air tidak perlu diganti hingga ikan dipanen. Terlalu sering mengganti air malah akan membuat kandungan probiotik di dalam kolam menjadi berkurang dan mikroorganisme di dalamnya tidak bertambah banyak.
6. Memberi Pakan
Pemberian pakan terhadap ikan air tawar di kolam bioflok harus disesuaikan dengan jenis ikannya. Pakan yang dipakai bisa berupa pelet, cacing, atau lainnya sesuai dengan kebutuhan. Namun, bisa juga mengurangi dosis pakan karena nutrisi dari mikroorganisme sudah diserap ikan.
Inilah fungsi dari bioflok sebenarnya. Mikroorganisme akan berperan dalam optimasi pencernaan sehingga ikan tetap tumbuh dengan baik walaupun jumlah pakan sedikit.
Selain menghemat biaya, kondisi kolam juga tidak mudah kotor akibat pemberian pakan yang biasanya dilakukan terus menerus.
**
Kolam bioflok banyak dipakai di lahan yang sempit. Karena itu, pembudidaya juga bisa irit penggunaan air dan juga irit dalam mengeluarkan biaya untuk pakan. Hasil ikan air tawar menjadi cepat besar dan kemungkinan ikan mati sangat minim dibandingkan beternak di kolam biasa.