Mediatani – Cuaca langit sore di Desa Tamanharjo, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Jateng) kian senja. Warna langit kala itu mulai menjingga.
Rabu (24/3/2021) lalu, saat itu waktu telah menunjukkan pukul 15.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Suara riuh ratusan kambing pun mengeluarkan suara ngembik.
Nada khas ratusan ternak kambing itu bertanda meminta jatah pakan di sore hari. Di lokasi yang sama, tampak sosok Miftahul Rahman (29) mengenakan seragam anak kandang berwarna hijau.
Rahman kemudian mulai meramu pakan kambing yang terbuat dari campuran konsentrat. “Sudah sore, Mas, jadi sudah waktunya makan,” ucap Rahman dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima pada Senin (29/3/2021), melansir dari kompas.com, Jumat (2/4/2021).
Pemuda lulusan teknik kelistrikan itu adalah salah seorang peserta program Sentra Ternak dari Dompet Dhuafa. Rahman beserta tiga rekannya tampak sibuk menyusun karung-karung pakan untuk ratusan kambing yang tengah menanti diberi makan di kandang Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa tengah.
Rutinitas mengolah pakan, menyusun karung, dan mengelola kandang menjadi kegiatan sehari-hari bagi Rahman dan kawan-kawan.
Ayah dari satu orang anak itu mengaku sudah dibekali dengan pengetahuan tentang peternakan kambing dan dilatih untuk mengolah kandang.
“Sudah dua minggu, Mas, dapat banyak belajar dari kegiatan saya sebagai anak kandang di Sentra Ternak Dompet Dhuafa Jawa Tengah ini,” ujar Rahman.
Ketika melihat cara Rahman mengolah pakan dan merawat kambing-kambing di kandang, mungkin orang di sekitar tidak akan menyangka bahwa ia adalah seorang lulusan teknik kelistrikan.
“Saya lulusan kelistrikan, tetapi di desa saya itu memang banyak kandang plasma. Warga masih beternak dengan cara yang sangat sederhana,” kata Rahman menjelaskan.
Pakan yang Rahman siapkan kini sudah siap. Ia pun segera mendistribusikan karung-karung berisi campuran konsentrat tersebut ke kandang kambing.
Terlihat kambing-kambing di kandang sibuk menikmati pakan hasil ramuan dari Rahman. Sembari memberi pakan kambing, Rahman pun kembali bercerita. Karena teknik berternak di desanya masih sangat sederhana, kata dia, profit yang didapatkan para peternak pun menjadi tidak maksimal.
“(Saya) pengen setelah ini bisa mendirikan peternakan juga yang bagus seperti ini (Sentra Ternak Dompet Dhuafa). Sehingga mudah mengajak tetangga untuk mengembangkan peternakan plasmanya menjadi peternakan yang lebih modern,” harap dia.
Ia ingin menjadi orang pertama yang mendirikan peternakan modern di desanya, sehingga dapat menginspirasi warga sekitar untuk ikut mengembangkan peternakan.
Dengan begitu, lanjut dia Rahman, warga bisa mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar daripada saat masih beternak dengan cara tradisional.
Sementara ia bercerita, tampak karung-karung yang penuh pakan tadi sudah kosong.
Rahman dan tiga orang rekannya tersenyum sembari menatap kambing-kambing yang kini sudah kenyang dan tak lagi mengembik dan merengek karena lapar.
Dirinya mengaku, melihat kambing-kambing di kandang makan dengan lahap hingga kenyang, merupakan hiburan tersendiri yang membuatnya bahagia.
Bekerja di Sentra Ternak, bagi Rahman, adalah sebuah rahmat yang patut untuk syukuri. Karena berkat program dari Dompet Dhuafa, ia dapat mengembangkan kemampuannya mengelola ternak secara modern.
Selain Rahman, banyak kisah peternak milenial yang telah ditayangkan mediatani.co. Seperti seorang perempuan yang menjadi peternak ayam yang kini tengah mencuri perhatian netizen.
Dengan wajah cantik, perempuan itu diketahui bernama Bella. Dia pun terlihat mahir beraktivitas di kandang ayamnya.
Para netizen pun salut dengan kegigihan Bella, apalagi aksinya itu menjadi inspirasi munculnya petani-peternak milenial. Melansir, Kamis (1/4/2021) dari situs detikcom, Bella diketahui berasal dari kota Jambi.
Tidak berhenti di situ, aktivitasnya di kandang ayam pun diibaratkan oleh netizen bak kisah dalam FTV. Sebelumnya, aksi Bella viral melalui video TikTok, dari akunnya @ngbellaa.
Kamu juga bisa membaca kisah lengkapnya dengan kilk di sini. (*)