Ratusan Ayam Mati Mendadak di Bandung Barat, Simak Cara Cegah Penyakit Tetelo

  • Bagikan
Ilustrasi ayam mati/IST

Mediatani – Seorang Irfan Sakik (32) warga Kampung Sirnagalih, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), harus merelakan melihat puluhan ternak Ayam Kampung miliknya mati dalam waktu singkat.

Ternak ayam miliknya juga tidak bisa lagi diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari total 80 ekor ayam kampung yang dipeliharanya, yang tersisa kini hanya 20 ekor saja.

Menurut dia, puluhan ekor ayamnya yang mati itu terjadi dalam waktu satu pekan saja. Gejalanya aneh, karena tanpa mengalami gejala sakit lebih dulu.

“Yang aneh, ayam saya tak punya gejala dulu seperti sakit. Semua sehat, tapi tiba-tiba satu persatu berguguran. Saat makan tiba-tiba kejang-kejang lalu mati. Atau malam terjadi malam hari, besoknya sudah ditemukan 10 ekor mati,” jelasnya, Kamis 20 Mei 2021, melansir dari laman Ayobandung.com.

Saat ini pun, dirinya tengah menahan diri untuk membeli bibit baru. Khawatir bibit ayam tersebut juga ikut jadi korban.

Akibat kejadian ini Irfan mengklaim mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

“Ya bayangkan 60 ekor mati. Padahal kan ayam yang mati ini siap dipanen. Saya rugi hampir Rp5 jutaan,” paparnya.

Ternak ayam mati tiba-tiba tidak hanya menyerang milik Irfan. Sejumlah warga di Ciptaharja mengaku mengalami hal yang sama namun dengan skala lebih kecil.

“Banyak di sini mah. Semua warga yang punya ternak mengalami. Tak hanya ayam kampung, ayam petelur milik saya mati hampir 150 ekor,” kata Miftah (50) warga lainnya, masih dilansir dari situs yang sama.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelusuran Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB kejadian tersebut bukan disebabkan karena flu burung melainkan karena Newcastle Disease (ND) atau tetelo.

“Tadi kita sudah ambil sampel dari beberapa titik ternak unggas. Salahnya di ayam petelur. Langsung kita lakukan rapid test. Hasilnya menunjukkan negatif flu burung. Gejala mengarah nd. Hasil rapid negatif. Gejala tortikolis, lesu, berak hijau, banyak kematian,” jelas Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dispernakan KBB Wiwin Apriyanti.

Wiwin menjelaskan dari beberapa sampel yang diambil dapat disimpulkan bahwa seluruh ayam mati di Desa Ciptaharja mengidap penyakit tetelo. Karena unit epidemiologi pada hewan dan unggas satuan terkecilnya adalah desa.

Penyakit tetelo memang umum terjadi pada semua hewan ternak terutama unggas.

Pihaknya menyarankan peternak meningkatkan bio scurity agar bisa mencegah penyakit masuk dan berkembang di dalam peternakan. Mulai dari sanitasi, vaksiniasi, hingga disinfeksi.

Pahami Penyakit Tetelo atau ND pada Ayam, Cara Mencegah dan Menanggulanginya

Serangan pada ayam yang paling dikenal, dengan gejala klinis seperti terkena pilek (hidung berair dan tersumbat), mengorok, sayap turun lemas (terkulai), kaki terseret, sampai kepala terkulai atau melipat.

Pada unggas muda, serangan ini dapat segera berakhir dengan kematian, sedangkan pada unggas dewasa, kematian biasanya terjadi dua sampai tiga hari setelah gejala pertama kali terlihat.

Mengenai gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini disadur Sabtu (20/2/2021) dari situs sinauternak.com, ialah sebagai berikut;

Gejala yang ditimbulkan ketika ayam terkena penyakit tetelo adalah sebagai berikut :

  • Excessive mocus di bagian trakea
  • Mengalami gangguan pernapasan pada ayam yang mengakibatkan ayam mengalami batuk, bersin-bersin, ngorok, dan juga nafasnya ngap-ngapan
  • Pada tubuh ayam akan terlihat lesu, lemas dan lunglai
  • Nafsu makan ayam menurun dibanding pada hari – hari biasanya.
  • Bila penyakit ini menyerang pada ayam betina, akan mengakibatkan produktifitas telur menurun
  • Kotoran ayam akan terlihat lebih encer dan berwarna hijau
  • Pada kornea mata ayam terlihat keruh…baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)
  • Bagikan