Mediatani – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bakal ‘menyulap Balai Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial di Kementerian Sosial yang dinilainya terbengkalai agar dihidupkan menjadi tempat-tempat pemberdayaan.
Pihaknya mencatat setidaknya ada 41 balai di Kemensos yang tersebar di wilayah Indonesia yang bisa dimanfaatkan menjadi tempat pemberdayaan bagi masyarakat, semisal pemberdayaan ternak lele, ternak telur oleh masyarakat hingga lahan di sekitarnya bisa ditanam sayur-mayur.
“41 balai yang tercata di Kemensos itu tersebar di wilayah Indonesia. Saya melihatnya, sayang kalau hanya digunakan untuk sementara. Sifatnya proyek ini 6 bulan selesai. Jadi kita akan mengubah balai itu untuk pemberdayaan,” kata Risma saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Jakarta Pusat, dilansir dari situs berita detik.com, Rabu (13/1/2021).
Dia mencontohkan, pemberdayaan ternak lele, atau ternak telur oleh masyarakat yang setidaknya dapat mencukupi kebutuhan masyarakat miskin dan menambah pendapatannya.
“Kalau kita berikan bantuan maka teorinya untuk mengurangi pengeluaran, tapi kemudian kita lakukan pemberdayaan untuk menambah pendapatan. Jadi kami membuat di situ ada ternak lele, ayam bertelur, kemudian sayur-mayur,” paparnya.
“Ya pemulung tetap mulung sebelum mereka bisa bertransformasi, tapi dia mulung. Lalu dia bisa dapat pendapatan lain. Artinya, bantuan itu akan mempercepat mereka keluar dari zona kemiskinan,” tambahnya.
Beberapa balai yang menurutnya layak menjadi tempat pemberdayaan itu, di antaranya diutamakan berada di kota-kota besar seperti Bekasi, Palembang, Makassar, Sulawesi Utara, hingga Papua.
Kata Risma, di lokasi-lokasi itu bisa menjadi miniatur pemberdayaan sehingga mereka tidak harus keluar untuk mencari kerja ke luar.
“Itu yang akan kita gunakan untuk membuat semacam miniatur untuk pemberdayaan sehingga nanti mereka bisa disetop di situ, tidak harus bekerja di luar daerahnya,” imbuhnya.
Tidak sampai di situ, Risma juga menginginkan 10 mobil kosong yang ada di kementeriannya disulap menjadi mobil ambulance sebagai pelayan masyarakat dan disebar ke balai-balai untuk memberikan bantuan kepada masyarakat selama 24 jam.
“Kami kebetulan tidak tahu dari mana, ada beberapa mobil yang nggak dimanfaatkan di Kemensos akan kami rubah jadi ambulance dan mobil jenazah ini beberapa sudah kita mulai. Akan kita sebar di beberapa balai dan balai harus melayani 24 jam kalau ada kebutuhan, nanti kita siapkan dana operasionalnya untuk 24 jam,” ucapnya.
Di sisi lain, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sleman telah meluncurkan program balai ternak yang dilaksanakan di Dusun Gondang, Desa Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan.
Kepala Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) Baznas, Ajat Sudrajat mengatakan, Balai Ternak Baznas Sleman berdiri melalui nama Sapi Merapi Berkah yang mana balai tersebut focus pada pengembangan klaster sapi perah.
“Kelompok beranggotakan 30 peternak mustahik penerima manfaat yang nantinya akan diberikan aset produktif berupa satu ekor sapi perah per orang,” kata Ajat, Rabu (30/12), dilansir dari situs berita Republika.co.id, Sabtu, (2/1/2021).
Sementara itu, Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru menjelaskan, Balai Ternak ialah program pemberdayaan ekonomi mustahik pada sektor peternakan. Di sini ada perpaduan konsep pembibitan dan penggemukan ternak dengan pemberdayaan masyarakat.
Konsep itu bertujuan meningkatkan populasi dan ekonomi atau kemandirian peternak mustahik. Pemeliharaannya juga dilakukan dengan sistem komunal atau tersentral pada satu kawasan.
Adapun konsep pemberdayaannya meliputi adanya pendampingan yang akan melibatkan peternak kecil sebagai subjeknya. Pula model yang digunakan ialah pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memberikan aset produktif berupa ternak kambing, domba atau sapi.
“Target wilayah pengembangan program ini yang dijalankan sebanyak lima wilayah yaitu Rembang, Maros, Sleman, Purwakarta dan Blora,” ujar Randi. (*)