Serum No Brand Plant, Pupuk Cair yang Bisa Selamatkan Tanaman yang Hampir Mati

  • Bagikan
Serum No Brand Plant

Mediatani – Sampai di penghujung tahun 2020 ini, merawat tanaman hias masih menjadi hobi yang populer dilakoni masyarakat di rumah. Berbagai macam cara pun dilakukan agar tanaman hias kesayangannya dapat tumbuh subur dan indah. Salah satu yang cukup diperhatikan adalah jenis pupuk yang berbagai macam jenisnya.

Penggunaan pupuk cair berupa serum juga sedang marak digunakan oleh pecinta tanaman hias. Salah satunya adalah ‘Serum No Brand Plant’. Pemilik sekaligus salah satu pemrakarsa serum tersebut adalah Asoka Remadjas yang juga merupakan pembudidaya tanaman hias.

Yang membuat serum tersebuk digunakan oleh banyak orang karena diketahui dapat menyelamatkan tanaman yang hampir mati sekalipun, untuk kembali tumbuh. Selain itu, untuk menggunakannya juga mudah dan harganya tergolong cukup murah.

“Bentuknya kayak pipet, cuman 10 tetes serum dicampur ke satu liter air. Segampang itu. Toh karena organik, kelebihan juga nggak masalah, nggak ngerusak tanaman,” terang Asoka dilansir dari CNNIndonesia, Sabtu (24/10).

Penggunaan Serum No Brand Plant

Serum yang dijual oleh Asoka itu terdiri dari 4 jenis, yaitu serum pembasmi hama, pembersih daun, untuk sayur dan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Serum pembasmi hama jadi yang paling laris diserbu pelanggan.

Serum ini diklaim jauh lebih mudah dan tidak merusak tanaman. Hal itu disebabkan karena serum ini merupakan produksi rumahan yang dikerjakan dengan proses organik. Untuk tanaman kecil, Serum ini bisa dipakai hingga 30 sampai 40 kali pemakaian.

Asoka menjelaskan, serum ini diformulasikan untuk mempercepat tumbuh akar dan tunas tanaman. Setelah dipakai, tunas pada tanaman bisa muncul satu hari sampai beberapa minggu.

“Kalau nggak efektif, nggak mungkin itu bisa viral,” ungkap dia.

Asoka menceritakan, inisiatif membuat pupuk cair yang berupa serum ini berawal ketika ia hendak membeli pupuk namun merasa kesulitan untuk mengaplikasikan ke tanamannya. Dirinya yang saat itu masih awam dalam berkebun mengaku kerap kebingungan dengan cara pemakaian pupuk yang dinilai rumit.

Dari kendala yang dihadapinya itulah ia menemukan inovasi baru berupa pupuk cair. Disamping ia juga berupaya menerapkan hidup tanpa sampah atau zero waste living,ia pun mengolah sampah organik menjadi kompos.

“Coba sana sini, liat info di Youtube, jadilah itu serumnya. Awalnya nggak mulus, ada yang jadi ulat lah, belatungan. Cuma nggak mau menyerah, eh akhirnya jadi,” cerita dia.

Asoka kemudian menamainya serum karena tak ingin menamai produknya sekadar sebagai pupuk cair. Tak terbayang langkahnya itu membuat serum di kalangan pecinta tanaman jadi marak digunakan.

Beberapa orang mulai mengikuti jejak Asoka dengan membuat serum tanaman sendiri. Ia mengaku tak terganggu akan hal itu dan justru bangga menjadi pemrakarsa serum tanaman.

Dari mulanya hanya memproduksi 1.000an serum, kini Asoka bisa menghasilkan 5.000 sampai 7.000 botol ‘Serum No Brand Plant’ setiap tiga bulan. Produknya pun selalu ludes.

Kendati beberapa pelaku di marketplace kerap menjual kembali produknya dengan harga yang justru lebih tinggi. Harga asli serum ini hanya berkisar Rp59 ribu jika dijual online dan Rp75 ribu untuk harga offline.

“Kemarin itu ada yang mau malsuin produk, mereka nge-print stiker yang sama,” ungkap Asoka.

Selama berjualan, Asoka mengaku tak pernah gencar memasarkan produknya. Ia tak menyangka serum tanaman ini justru viral karena ulasan dan obrolan dari mulut ke mulut.

  • Bagikan