Sinjai Mulai Dilirik Investor Sapi Perah, Bupati Sambut Positif

  • Bagikan
Bupati Sinjai, ASA saat menerima Investor sapi Perah di Rujab Bupati Sinjai/via Rakyatsulsel.co/IST

Mediatani – Salah seorang investor mulai melirik pengembangan sapi perah di wilayah Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Investor itu pun tiba di Rumah Jabatan Bupati, Minggu malam, (21/2/2021).

Para investor kemudian didampingi oleh Mahmud Ahmad, konsultan di bawah naungan Alliance of Arthure D Little.

Dikutip Rabu (24/2/2021) dari situs berita tribun-timur.com, Mahmud Ahmad menuturkan bahwa Sinjai pernah mengembangkan sapi perah. Akan tetapi, dalam perjalanannya macet karena terkendala pasar dan penyakit ternak.

Kendala yang dialami waktu itu akan diatasi dengan ilmu pengetahuan. Untuk penyakit ternak, maka dokter hewan akan dilibatkan untuk mengantisipasi hal itu.

Sementara, perihal  kendala pasar, investor telah menjalin kerja sama dengan perusahaan pengguna susu yang ada di Yogyakarta.

“Jika jadi perusahan akan membuat keju spesialis atau artisan untuk diekspor ke Filipina, Jepang, sementara kebutuhan dalam negeri di Jawa dan Bali,” ungkapnya.

Senin (22/2/2021) lalu, mereka pun melakukan survei detail dan identifikasi lapangan di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat sebagai langkah awal.

Hal itu disebabkan karena tahun ini pengembangan sapi perah akan dimulai. Pihaknya pun akan mendata petani yang pernah mengikuti pelatihan dan siap berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Termasuk juga menanyakan berapa jumlah sapi perah yang mau dikembangkan oleh masyarakat. Selama dua minggu ke depan mereka pun melakukan indentifikasi di Sinjai Barat.

Dia menyebut, jika melihat potensi Sinjai Barat maka ada dua ribu sampai tiga ribu ekor sapi perah yang bisa dikembangkan.

Sementara itu, Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) menyambut baik dan mendukung penuh rencana pihak swasta untuk menanam investasi di wilayahnya.

“Tentu hal ini akan memberikan dampak positif dan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Sinjai, khususnya di Desa Barania, Kecamatan Sinjai Barat,” ungkapnya.

Apalagi, sambung dia, pengembangan sapi perah ini pernah dilakukan di masa pemerintahan Bupati Sinjai, Andi Rudianto Asapa saat menjabat sebagai bupati pada tahun 2004 lalu.

Sehingga, potensi Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk sarana dan prasarana yang dimiliki dinilai telah cukup mumpuni untuk menjalankan aktifitas ini.

Di berita yang lain, sebelumnya sebagaimana diberitakan mediatani.co, bahwa Bupati Kabupaten Takalar, Syamsari Kitta tengah membidik Kecamatan Polombangkeng Utara (Polut) sebagai pusat pengembangbiakan sapi.

Dikutip Sabtu (20/2/2021) dari situs makassar.sindonews.com, Syamsari mengatakan, Kecamatan Polut dipilih karena mengingat kondisi geografis dan sumber daya alam di wilayah tersebut yang baik.

“Salah satu desa yang akan mendapatkan kuota pengembangbiakan yakni Desa Massamaturu yang lokasinya dikelilingi oleh perkebunan tebu milik PTPN,” ujar Syamsari usai memeberikan bantuan kandang sapi sehat di Dusun Bontorannu, Desa Massamaturu, Kecamatan Polut, Kamis (18/2/2021) yang dikutip Sabtu (20/2/2021).

Desa pengembangbiakan itu lanjut dia, nantinya akan bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi untuk membuat bank pakan dan mengelola pakan dari sumber daya di sekitar, sebelum diberikan kepada sapi.

Sekaligus nantinya bakal mengelola limbah sapi menjadi produk biogas yang dapat menghemat pengeluaran gas elpiji rumah tangga.

“Kita akan distribusikan sapi ini ke Desa Massamaturu, kita akan bikin nota kesepahaman untuk merawat sapi ini. Dan nanti anaknya akan menjadi hak yang kelompok memelihara, sedangkan indukannya akan dikembalikan ke pemerintah untuk kemudian digulirkan lagi ke kelompok petani ternak lain yang belum mendapatkan bantuan,” ujar Syamsari.

Mantan anggota DPRD Sulsel dua periode itu juga menuturkan bahwa untuk tahun 2020 Pemkab Takalar sudah mengembangbiakkan sekira 250 ekor sapi di kandang milik pemerintah Desa Pa’rapunganta, Polut. (*)

  • Bagikan