SMK di Lombok Barat Bisa Raup Jutaan Rupiah dari Budidaya Golden Melon

  • Bagikan
Pelajar di SMKN 1 Kuripan budidaya golden melon

Mediatani – Sistem pertanian terpadu berhasil dikembangkan oleh pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri SMKN 1 Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sistem terebut merupakan gabungan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan dan  ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan yang sama. Sehingga, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas suatu lahan.

SMKN 1 Kuripan sendiri yang menerapkan Sistem Pertanian Terpadu ini telah berhasil meningkatkan produksi hasil kebun dengan pengembangan berbagai tanaman sayur dengan sistem hidroponik, yang berupa cabe, terong, tomat hingga buah golden melon.

Selain itu, mereka juga berhasil meningkatkan produksi ayam petelur untuk dipasarkan dan memanfaatkan pupuk yang berasal dari limbah peternakan ayam.

Dengan sistem tersebut, pihak sekolah bisa meraup penghasilan hingga jutaan rupiah dari hasil budidaya komoditi pertanian. Salah satunya dari budidaya golden melon yang dilakukan di halaman sekolah seluas 5 are. Lahan budidaya itu dikelola langsung oleh para siswa.

Kepala sekolah SMKN 1 Kuripan, Hairul Ahmad, menuturkan bahwa pengembangan budidaya golden melon ini dilakukan di lahan sekolah dengan tujuan agar siswa mampu menerapkannya di halaman rumah mereka masing-masing.

“Biasanya kan budidaya melon di lahan sawah namun kita budidaya ini di halaman sekolah agar para siswa bisa menerapkannya dirumah. Keuntungannya juga menjanjikan bagi mereka,” ucapnya dilansir dari Sariagri, Kamis, (18/3).

Dijelaskannya, proses budidaya melon jenis ini juga terbilang cukup ringan, dimana hanya dengan memanfaatkan barang bekas untuk menjadi media tanam seperti genteng, paralon hingga sisa kayu.

Sementara agar kesuburan tanah dapat terjaga, masingmasing tanaman golden melon diberikan jarak setengah meter agar dapat menyerap nutrisi dengan baik.

“Kita proses tanamnya memanfaatkan barang bekas, dan mengupayakan agar tanamannya di modifikasi dengan memiliki jarak biar subur dan terlihat indah,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Golden melon ini merupakan jenis melon yang memiliki kulit yang mulus dan berwarna kuning. Warna daging dari buah ini cukup bervariasi, yakni dari putih hingga oranye.

Berbeda dengan melon pada umunya, golden melon tampak lebih eksotis dengan daging yang cenderung bertekstur lebih renyah, dan rasanya lebih manis.

Pada pemeliharaannya, dilakukan dengan pendampingan yang optimal, dimana pihak sekolah memberikan jadwal praktek menanam untuk siswa setiap 2 kali dalam sepekan.

Biasanya, tanaman golden melon yang berjumlah 350 pohon akan dibagi menjadi 5 bagian. Masing masing bagian tersebut akan dikelola oleh siswa hingga masa panen tiba.

“Para siswa yang mengelolanya hingga panen, dan kita sudah membagikan tugas mereka dari masa tanam hingga hasil panennya bisa laku terjual,” imbuhnya.

Untuk proses pemasarannya, buah golden melon yang dipanen akan dijual ke perusahaan yang sudah menjalin kerjasama dengan pihak sekolah. Dengan lahan seluar 5 are tersebut, golden melon yang dipanen bisa mencapai hingga 1,5 ton.

“Kalau kita lihat dari pohonnya masing masing berbuah mencapai 3 kilogram, kali 350 ton ini kan bisa mencapai 1,5 ton lebih,” terangnya.

Sementara itu, Zul Fakar yang merupakan salah seorang pendamping siswa pertanian mengatakan bahwa ilmu pertanian sudah menjadi kurikulum sekolah. Selain tentang pengelolaan lahan, pihak sekolah juga memberikan materi tentang pengelolaan bisnis.

“Kita juga mengajarkan lebih ke arah bisnis, misalnya tanaman yang ini kira berikan pengetahuan tentang keuntungannya berapa,” sebut Fakar sambil menunjukan tanaman Golden Melon.

Lebih lanjut Fakar menjelaskan, siswa yang selama ini mengelola industri pertanian juga telah memiliki cukup potensi untuk mengembangkan bisnis pertanian di luar.

Terlebih melalui kerjasama sekolah dengan perusahaan, sekolah tidak perlu khawatir jika nanti kedepan mereka yang telah lulus dari sekolah untuk mencari pekerjaan. Karena pada dasarnya, mereka juga sudah memahami tentang pengelolaan dan manajemen bisnis.

  • Bagikan