Tak Khawatir Lagi Perubahan Iklim, Petani Situbondo Maksimalkan Embung untuk Tanaman Organik dan Ikan Nila

  • Bagikan

Mediatani – Embung yang dibangun oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian sangat bermanfaat bagi petani di Desa Klampokan Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur. Para petani tersebut memaksimalkan embung itu untuk mengairi tanaman organik dan juga budidaya ikan nila.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pembangunan embung adalah salah satu solusi untuk meningkatkan produksi pertanian, karena air merupakan faktor penting dalam pertanian, apalagi di musim kemarau.

“Dengan ketersediaan air yang memadai, pertanian bisa terus berlangsung. Dan salah satu cara menjamin ketersediaan air adalah dengan membangun embung,” tutur Mentan, Minggu (20/9/2020).

Sebelum adanya bantuan pembangunan embung ini, petani di Di Desa Klampokan, Kecamatan Panji hanya membiarkan begitu saja potensi aliran mata air yang ada.

Melihat hal itu, Kementan melalui Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian mencoba memaksimalkan ketersediaan air tersebut dengan membangun embung.

“Karena embung menjadi salah satu cara untuk konservasi air, khususnya untuk pertanian. Apalagi di Desa Klampokan terdapat beberapa lokasi yang terus menerus tergenang air sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh pemilik lahan,” tutur Sarwo Edhy, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian.

Untuk membangun embung ini, Sarwo Edhy menegaskan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain tekstur dengan tanah liat berlempung. Kemudian kemiringan lahan areal pertanaman antara 8 – 30 persen. 

Hal itu perlu diperhatikan agar limpahan air permukaan dapat dengan mudah mengalir ke dalam embung dan air embung mudah disalurkan ke petak-petak tanaman, dekat dengan saluran air yang ada disekitarnya atau memiliki aliran sumber mata air.

“Petani kita harapkan dapat ikut menjaga keberadaan embung sehingga manfaat yang diterima akan terus berlanjut,” harapnya.

Banyaknya manfaat yang dirasakan masyarakat khususnya Kelompok Tani Tirto Dimulyo III Desa Klampokan, Kecamatan Panji membuat mereka sangat berterima kasih atas dibangunnya embung tersebut.

“Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Kementerian Pertanian, khususnya Ditjen PSP, yang telah mengalokasikan Dana Bantuan Pembangunan Embung utamanya di Kelompok Tani Tirto Dimulyo III, karena dengan adanya embung ini dapat memberi banyak manfaat bagi petani yang ada di kelompok tani kami,” jelas dia.

Selain itu, melalui mantri tani Kecamatan Panji, Edi Sugiwardoyo, juga didapat informasi bahwa terdapat lahan pertanian organik seluas 1,4 Ha yang mendapatkan aliran air dari embung tersebut. Selain itu, pengurus Kelompok Tani juga mencoba mengusahakan budidaya ikan nila di areal embung.

Petani Optimis Hadapi Musim Kemarau

Seiring keberadaan pembangunan embung yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP),

petani diharapkan dapat memaksimalkan bangunan embung pertanian yang telah terbangun untuk peningkatan luas tanam.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, embung yang dibangun adalah respons dari peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut bahwa musim kemarau tahun ini cenderung lebih basah dari tahun 2019.

Mentan mengatakan, peringatan dari BMKG harus disikapi dengan serius, khususnya oleh insan pertanian. Apalagi, di bulan ini musim kemarau diprediksi sedang berada di fase puncak.

“BMKG telah mengeluarkan peta peringatan dini kekeringan. Kondisi ini jelas tidak bersahabat dengan pertanian. Karena muncul potensi ancaman gagal panen. Masih ada waktu, kita antisipasi hal itu dengan memaksimalkan water management,” ujar Mentan, Rabu (16/9/2020).

Imbauan serupa disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy. Menurutnya pengelolaan air adalah langkah yang baik untuk memastikan ketersediaan air selama kemarau. 

“Mengingat bulan ini diprediksi sebagai puncak kemarau, kita sarankan petani untuk memaksimalkan pemanfaatan air melalui bangunan konservasi air berupa embung atau dam parit atau long storage,” tuturnya.

Sarwo Edhy menambahkan, dengan teknik pemanenan air hujan dan atau aliran permukaan pada musim hujan sebagai suplesi air irigasi pada saat terjadi krisis air di musim kemarau.

Harapannya, pembangunan embung pertanian mampu memenuhi target luas tambah tanam dan peningkatan produktivitas tanaman pangan.

Pembangunan embung yang dilakukan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian melalui Direktorat Irigasi Pertanian sangat dirasakan manfaatnya oleh petani yang tergabung di Kelompok Tani Pasaraya, Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Mereka pun bisa melakukan tanam kedua di musim kemarau tahun ini.

  • Bagikan