Mediatani.co –Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, masih banyak petani yang mengolah lahan tembakau secara tradisional. Para petani belum mendapatkan wawasan dalam penerapan teknologi. Padahal, teknologi dan cara bertani yang tepat mampu meningkatkan produksi tembakau.
Dia menyatakan pendampingan dari perusahaan mitra dibutuhkan agar produksi petani bertambah. “Program kemitraan membawa dampak positif bagi petani. Program ini bisa mempermudah akses petani kepada pasar dan ada jaminan petani tembakau terserap,” jelas dia, Rabu (1/11/2017).
Program kemitraan dapat memudahkan petani untuk menjual tembakaunya langsung ke pemasok sehingga dapat memperpendek rantai produksi. Tidak hanya itu, melalui kemitraan, petani diperkenalkan teknologi sehingga budi daya tembakau lebih efektif dan efisien.
“Kami memperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Misalnya, mulai dari teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16 persen hingga alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60 persen,” terangnya.
Dia mencontohkan program kemitraan dari PT Sampoerna Tbk yang bernama Integrated Production System atau Sistem Produksi Terpadu. Program kemitraan ini sudah berjalan di beberapa kota penghasil tembakau di Indonesia seperti di Jawa Timur, yakni Madura, Jember, Bondowoso, dan Lumajang serta wilayah sekitar Jawa Tengah, yakni Rembang, Wonogiri, dan Purwodadi.
Dia berharap program kemitraan ini bisa diperluas sehingga semakin banyak petani tembakau yang bisa meningkatkan produksinya.
Leaf Agronomy Manager PT Sampoerna, Bakti Kurniawan, menjelaskan kemitraan Sampoerna dengan petani merupakan langkah perusahaan untuk membantu mengatasi masalah kekurangan pasokan tembakau di dalam negeri.
Siswanto, petani tembakau asal Dusun Bangkit, Kecamatan Eramoko, Kabupaten Wonogiri, mengaku merasakan banyak keuntungan setelah bergabung dalam program kemitraan yang dilaksanakan Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya.
Dia mengaku sudah bermitra dengan Sampoerna kurang lebih sekitar empat tahun. “Melalui kemitraan, proses penanaman tembakau hingga panen menjadi lebih baik,” ungkap dia.
Menurut Siswanto, sebelumya tembakau bukan menjadi komoditas sektor pertanian yang penting dan diandalkan. Kini, tembakau menjadi salah satu komoditas yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“Yang mendapatkan keuntungan di sini bukan hanya petani tetapi masyarakat juga. Kami bisa merekrut tenaga kerja untuk membantu kegiatan petani tembakau,” jelas dia.
Siswanto mengatakan, program kemitraan memberikan ilmu dan pengetahuan bercocok tanam yang baik kepada para petani tembakau.
Disamping itu program kemitraan bisa memberikan pendampingan untuk menghasilkan produksi tembakau yang berkualitas tinggi, Sampoerna melalui perusahaan pemasok tembakaunya juga menyerap seluruh hasil tembakau petani sehingga kesejahteraan hidup mereka meningkat.