Mediatani – Tanaman yang terjangkit jamur patogen kerap kali membuat petani atau penanam kesal. Bagaimana tidak, performa yang dihasilkan tanaman akan menurun karena adanya jamur tersebut. Tak sedikit orang yang kemudian menjadi frustasi.
Mereka sudah menggunakan cara apapun untuk menyelesaikan permasalahannya namun tak kunjung terselesaikan. Pakai ini, pakai itu. produk ini, produk itu. Padahal, di tanah sendiri, ada jamur bernama Trichoderma sp. yang akan memberantas patogen secara alami.
Berdasarkan klasifikasi ilmiah, Trichoderma sp. adalah salah satu organisme yang berada di kerajaan fungi. Makhluk hidup ini berasal dari divisi Ascomycota, subdivisi Pezizomycotina, kelas Sordariomycetes, ordo Hypocreales, family Hypocreaceae dan genus Trichoderma dan Persoon.
Trichodermata merupakan makhluk hidup yang bertindak antifungal. Ia berada di dalam tanah,baik tanah hutan, tanah substrat berkayu, maupun tanah pertanian.
Dengan kemampuan berkompetisi dengan patogen, ia mahir dalam membantu pertumbuhan tanaman. Pasalnya, ia dapat menghambat pertumbuhan dan pertahanan hidup berbagai jenis fungi jika tanaman tersebut terdeteksi fungi.
Gampangnya, di dalam tanah, Trichoderma sp. bersifat antagonis. Ia memiliki andil sebagai organisme pertahanan terhadap jamur. Ia adalah fungi yang akan mengontrol fungi lainnya di dalam tanah, terutama fungi yang bersifat parasit yang bisa memunculkan penyakit pada inangnya.
Banyak cendawan yang bisa terselesaikan dengan menggunakan Trichoderma. Mulai dari Ganoderma (penyebab busuknya akar dan batang pada tumbuhan kelapa sawit), Rigidoporus lignosus (penyebab kebusukan), Fusarium oxysporum (penyakit layu), Rhizoctonia solani (pebyebab kebusukan pelepah tanaman jagung), sampai Sclerotium rolfsii (penyebab kebusukan batang, layu pada batang, dan rebah kecambah).
Kalau ditanya bagaimana cara mereka, Trichoderma sp. dalam menghambat pertumbuhan patogen tersebut, jawabannya adalah bervariasi jika disebutkan secara rinci.
Berbeda spesies, berbeda pula cara mereka memutus kegiatan parasit lainnya. Hal ini dikarenakan, adanya faktor ekologi yang berbeda, yang mana membuat perbedaan juga di dalam langkah penghambatannya.
Adapun yang dimaksud dengan ekologi adalah hubungan antar organisme atau makhluk hidup dengan lingkungan.
Dalam siklusnya, organisme fungi ini memproduksi metabolit yang bersifat volatil dan non volatile.
Mengenai sifat volatil, sifat tersebut diartikan mudah berubah menjadi gas atau pun uap. Sedangkan non volatile, berarti kebalikannya, yaitu tidak mudah atau sukar berubah menjadi gas atau uap.
Selanjutnya, metabolit-metabolit itu mengalami difusi (percampuran gas atau zat cair), melalui mimbran dialis yang nantinya menghambat pergerakan fungi atau parogen yang berbahaya bagi tumbuhan.
Ada atau tidaknya metabolit ini tidak berpengaruh pada morfologi Trichoderma.sp, melainkan akan menurunkan performa kerjanya dalam menghambat patogen itu sendiri.
Mengetahui hal tersebut, itu berarti bahwa fungi jenis ini sangat dibutuhkan dalam memerangi jamur yang sifatnya jahat. Pasalnya, jamur-jamur yang sifatnya jahat sangat memungkinkan, atau bahkan pasti berakibat fatal bagi tanaman yang telah kita tanam.
Dan biasanya, jika satu bagian sudah ditunggangi jamur berbahaya, tak menutup kemungkinan tanaman lainnya akan cepat tertular. Lebih-lebih, bila cuaca mendukung penularan itu, tanaman akan lebih mudah tertular.
Maka dengan demikian, Trichoderma bisa dijadikan rekomendasi pencegahan atau penanggulangan jamur berbahaya itu. Di pasaran, sekarang sudah banyak orang yang menjual jamur ini.
Harganya pun masih tergolong murah, masih berkisar ratusan per botol. Dengan membeli dan memanfaatkannya pada tumbuhan, maka tanaman akan lebih mudah melindungi dirinya sendiri. Ada produk yang namanya Flora One TRICO-Z, FloraOne TRICODERMA, dan Tricoderma SPP yang siap membantu.