Tumbuh Meyakinkan Selama Pandemi, Rektor IPB Puji Kinerja Kementan

  • Bagikan
Sumber foto: soloaja.co

Mediatani – Kementerian Pertanian RI kembali mendapat pujian atas kinerjanya untuk memajukan sektor pertanian. Pujian kali ini datang dari Prof. Arif selaku Rektor dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Berdasarkan hasil kajian IPB, ditahun 2019 hingga 2020, Kementerian Pertanian telah mampu untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), ekspor produk pertanian, Nilai Tukar Petani (NTP) serta mampu menyerap tenaga kerja pada sektor pertanian meskipun di tengah pandemi.

Terjadi peningkatan angka terhadap kontribusi PDB yang ditahun 2019 awalnya hanya 12,09% dan ditahun 2020 kini naik menjadi menjadi 15,01%.

Melalui keterangan tertulisnya di laman detik.com, Prof Arif menambahkan bahwa sektor pertanian ini dinilai sebagai penyelamat bagi pembangunan nasional.

“Sesuai data dari BPS, sektor pertanian mampu tumbuh sebanyak 2,22% saat masa krisis seperti sekarang. Pertama empower of last resource dan kedua penyelamat kinerja ekspor,” ungkap Prof Arif, pada Selasa (20/7/2021).

Untuk produktivitas beras itu sendiri, Prof Arif berpendapat bahwa dibandingkan dengan negara di ASEAN, produksi beras Indonesia tidak beda jauh.

Produktivitas beras Indonesia sebesar 5,24 ton/hektare masih di atas Thailand sebesar 3,33 ton/hektare dan Vietnam sedikit lebih tinggi yakni 5,42 ton/hektare.

Menurut Prof Arif, peningkatan PDB ini tidak hanya disebabkan oleh produktivitas beras yang bagus, tetapi juga dikarenakan keberhasilan Kementerian Pertanian dalam mensosialisasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

“Saya mencatat bahwa serapan KUR di tahun 2021 ini menjadi prestasi yang belum pernah dibuat sebelumnya,” ungkap Prof Arif.

Hal yang terpenting lainnya adalah adanya dukungan dari kebijakan fiscal serta koordinasi teknis yang dibentuk oleh Kementerian Pertanian bersama kementerian lainnya.

Kebijakan fiskal disini berarti kebijakan rasio guna substitusi impor. Contohnya, pengimpor terigu yang harus menyerap bahan baku lokal.

Merespon hal tersebut, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selaku Menteri Pertanian (Mentan) menegaskan terkait kebutuhan pangan merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi secara kontinyu. Maksudnya, tidak boleh ada seorangpun yang menderita kelaparan sebab kesulitan mencari makan.

Sehingga, solusi yang ditawarkan oleh Mentan SYL adalah ketersediaan stok pangan harus dihitung secara matang dan harus sesuai dengan data yang ada di lapangan.

Beberapa upaya sebelumnya pun seringkali Kementerian Pertanian mengajak semua pihak baik dari swasta hingga lembaga negara lainnya untuk sama-sama berkontribusi memajukan sektor pertanian.

“Pertanian bukan hanya Kementan, tetapi bagaimana melibatkan seluruh pihak agar mampu mencukupi ketersediaan pangan. Insyaallah pangan kita selalu cukup,” tegas Mentan SYL.

Sebagai informasi tambahan, Berdasarkan catatan dari BPS, Kementan telah berhasil menjaga situasi pangan nasional dalam keadaan aman dan terkendali.

Bahkan BPS juga melaporkan bahwa hasil panen beras di tahun 2021 yang telah diprediksi akan mencapai 33 juta ton dari realisasi hasil panen di tahun 2020 yang hanya sekitar 31,33 juta ton.

Dalam data terbarunya, BPS mencatat bahwa di bulan Juni tahun 2021 nilai ekspor di sektor pertanian mengalami kenaikan. Peningkatan tersebut yaitu sebesar 33,04 persen (M-to-M) atau sebesar 15,19 persen secara (Y-on-Y).

Kenaikan terjadi setelah selama bulan Juni kemarin, beberapa komoditas memberi andil yang besar terhadap ekspor nasional. Komoditas tersebut antara lain tanaman obat, rempah, aromatik, sarang burung walet dan kopi.

Sementara itu, ditriwulan 1 2021, sektor pertanian pun tumbuh dengan angka yaitu sebesar 2,95 (YoY). Di sisi lain, BPS juga telah mencatat bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) terhitung sejak bulan Oktober 2020 hingga Mei 2021 mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

  • Bagikan