Unsulbar Latih Masyarakat Buat Pupuk Kompos dari Limbah Pertanian dan Rumah Tangga

  • Bagikan
Dosen Unsulbar memperkenalkan cara pembuatan pupuk kompos dari limbah pertanian dan limbah rumah tangga.
Dosen Unsulbar memperkenalkan cara pembuatan pupuk kompos dari limbah pertanian dan limbah rumah tangga.

Mediatani – Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah pertanian dan limbah rumah tangga di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Jumat, 13 Januari 2022.

Salah satu kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan oleh dosen yang bekerjasama dengan mahasiswa KKN Unsulbar Gelombang XX Desa Tammangalle, Balanipa, Polman.

Kepala Desa Tammangalle, Firman dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa mayoritas penduduk di desa Tammangalle berprofesi sebagai petani dan pekebun. Tanaman yang utama ditanam di daerah ini adalah kakao, kelapa, dan jagung serta tanaman sayuran di sekitar pekarangan rumah.

Sayangnya, dalam kegiatan bertani dan berkebunnya, petani kerap kesulitan dalam memperoleh pupuk, dimana pupuk tersebut merupakan hal yang sangat dibutuhkan para petani untuk tanaman yang dibudidayanya. Selain itu, pupuk yang mayoritas digunakan oleh para petani di desa Tammangalle merupakan jenis pupuk dengan harga yang relatif mahal.

Sementara itu, salah satu narasumber Suyono dosen dari Prodi Agroekoteknologi Unsulbar, menyatakan tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memperkenalkan kepada masyarakat terkhusus para petani di Desa Tammangalle tentang cara pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga.

Upaya ini diharapkan dapat menjadi langkah alternatif untuk mengurangi pengeluaran para petani, karena mengganti pupuk kimia yang selama ini digunakan dengan pupuk kompos organik yang juga lebih ramah lingkungan.

Menurutnya, limbah pertanian dan limbah rumah tangga yang terdapat di desa Tammangalle sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk kompos karena dapat mencukupi kebutuhan nutrisi dan kesuburan dari tanaman yang dibudidaya.

“Apalagi jika pupuk harganya mahal dan sulit diperoleh. Kenapa tidak buat saja sendiri, bahannya melimpah kok di sekitar kita,” ujar Suyono yang juga merupakan pembina komunitas Petani Millenial Petani Keren UFC (Unsulbar Farming Club’).

Pada kesempatan itu, Muh. Fahyu Sanjaya, dosen Agroekoteknologi Unsulbar yang ahli dalam bidang biodiversitas tanah dan budidaya tanaman menyatakan kegiatan “Sosialisasi Fungsi Pupuk Kompos” yang dilaksanakan di Desa Tamangalle merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat desa Tamangalle yang mayoritas petani.

Lebih lanjut Fanyu menjelaskan, banyak hal yang dapat dijadikan masukan untuk pengembangan pertanian di desa tersebut. Masalah yang dihadapi oleh petani di daerah ini sangat kompleks, sehingga dilaksanakanlah sosialisasi ini untuk menghasilkan sedikit solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Pihaknya berharap, kegiatan ini menjadi cikal bakal dan awal terjalinnya kerjasama yang lebih intens antara pelaku pertanian dan Akademisi (kampus Unsulbar), sehingga masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dapat terselesaikan.

  • Bagikan