Berani dan Nekat, Pria Asal Banyuwangi Ini Berhasil Kembangkan Ternak Kambing Perah

  • Bagikan
Ilustrasi. Kambing/IST

Mediatani – Dengan modal ketekunan, keuletan dan tekad yang kuat, Rofi’i (43) salah seorang peternak kambing perah asal Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi berhasil memetik hasil yang berbuah manis.

Pasalnya dengan modal awal nol rupiah, dia mampu membangun usaha dari bawah hingga mencapai omzet jutaan rupiah.

Berawal dari memelihara kambing milik tetangganya pada tahun 2017 silam. Dengan sistem bagi hasil peranakan, kini pria yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini memiliki usaha peternakan jenis kambing perah dan kontes.

Tak hanya itu, dengan memanfaatkan pekarangan di belakang rumah dengan luas 300 meter persegi. Dirinya pun turut memelihara kambing untuk dikonsumsi.

“Usaha ini saya mulai dari 4 tahun yang lalu, modalnya cuma nekat saja. Karena memang dulu saya hanya memelihara kambing milik orang lain karena tidak ada modal yang cukup,” kata Rofi’i kepada TIMES Indonesia, Rabu (3/3/2021) dikutip Minggu (7/3/2021).

Dengan dibantu oleh para pemuda di kampungnya, dari hasil memerah susu kambingnya, Rofi’i mampu meraup untung hingga Rp 5 juta lebih setiap bulannya.

Kata dia, satu ekor kambing yang ada di peternakan miliknya mampu menghasilkan hingga 2,5 liter susu per harinya. Dengan harga per liternya dipatok Rp 13 Ribu Rupiah untuk pengiriman ke pabrik dan Rp 20 Ribu untuk konsumsi masyarakat secara umum.

Pangsa pasar yang dia penuhi selama ini baru menyasar pada pabrikan. Kendati demikian, dirinya pun bisa melayani pembelian secara eceran untuk konsumsi pribadi masyarakat.

“Selama ini kami hanya memasok susu kambing perah ke pabrik di Jogjakarta saja. Namun kita juga melayani pembelian dari masyarakat biasa,” ujar Rofi’i.

Dalam sekali kirim, bersama-sama dengan komunitas peternak kambing lainnya, pihaknya biasanya mampu mengirim hingga 2.000 Liter susu kambing setiap pekannya.

Namun dikarenakan adanya penurunan permintaan susu kambing dari pabrik. Kini dirinya hanya bisa mengirim 1.200 liter saja setiap minggunya.

Lanjut dia, Rofi’i mengisahkan perihal bagaimana suka dukanya dalam beternak kambing di kampungnya itu mulai dari dipengaruhi oleh faktor cuaca hingga beberapa penyakit yang kerap menyerang hewan ternaknya.

“Di sini cuaca juga menjadi kendalanya. Ketika musim penghujan karena pakannya basah produksi susu bisa menurun,” ungkap Rofi’i.

“Apalagi kalau sudah terserang penyakit, mulai dari kembung, sampai dengan radang kelenjar susu pada kambing perah atau biasa dikenal matitis,” jelasnya.

Untuk itu, berbagai macam cara ia lakukan agar kambing yang ada di peternakan miliknya itu tetap sehat. Di antaranya ialah dengan menjaga kebersihan kandang hingga memberikan asupan makanan yang berkualitas tinggi. Hingga nantinya mampu menghasilkan susu yang berkualitas.

Menurut dia, susu yang dihasilkan di peternakan ini memiliki kualitas yang bagus, mulai dari tidak berbau khas kambing hingga kesegarannya terasa ketika dikonsumsi secara langsung.

“Dengan menjaga kebersihan kandang dan rutin memberikan pakan yang bergizi tinggi bagi kambing. Berimbas pada kualitas tinggi untuk susu yang dihasilkan,” ujar Rofi’i.

Terakhir, pihaknya berharap bahwa dengan menekuni usaha peternakan kambing perah dan kontes, serta kambing konsumsi. Dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah Desa Bayu, Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi. Terlebih dalam rangka membuka lapangan pekerjaan untuk para pemuda di kampungnya.

Sebelumnya, pada hari kemarin, mediatani.co juga menayangkan kisah sukses seorang peternak kambing perah bernama Didi.

Didi ialah seorang peternak kambing perah yang berlokasi di Dusun Kemiri Kebo, Desa Giri Kerto Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta. Dia bersama kakaknya mendirikan peternakan kambing yang diberi nama Bumi Nararya Farm. Baca selengkapnya di sini. (*)

  • Bagikan