Mediatani – Suatu kabar menarik muncul dari Amerika Serikat. Ikan mas yang sempat dianggap hama di negeri Paman Sam itu dikabarkan akan diganti namanya agar menjadi sesuatu yang lebih menjual.
Dilansir dari Kumparan yang mengutip Food and Wine, pergantian nama ikan mas Asia ini dilakukan setelah banyaknya warga Amerika Serikat yang mencari tahu tentang aman tidaknya mengonsumsi ikan jenis ini. Pertanyaan tersebut banyak bermunculan pada laman situs United States Geological Survey’s (USGS).
Penggunaan nama “ikan mas Asia” sendiri dibuat untuk menggambarkan berbagai spesies ikan mas. Namun pada umumnya, ikan ini sebenarnya memiliki daging yang enak dan sehat, meski sudah jarang ditemukan di Negara Paman Sam. USGS juga menyebutkan bahwa ikan ini dapat dikonsumsi dan memiliki rasa yang ringan dan rendah lemak.
Salah satu negara bagian Amerika Serikat, Illinois sedang melakukan upaya agar warga Amerika tidak khawatir untuk mengonsumsi ikan mas, yakni dengan mengganti nama ikan tersebut. Menurut USA Today, perubahan nama ikan mas Asia tersebut telah diusulkan, dan akan diumumkan sebelum acara Boston Seafood Show.
Pemilik Dirk’s Fish and Gourmet Shop di Chicago, Dirk Fucik mengatakan bahwa warga yang tinggal di Amerika, menganggap ikan mas sebagai ikan yang memakan lumpur, dan hal tersebut memang sering terjadi.
“Tapi ikan mas Asia adalah pemakan plankton. Jenis dagingnya berbeda —daging yang jauh lebih bersih dan rasanya lebih manis,”tambahnya.
Sebenarnya, gagasan untuk memanfaatkan ikan mas Asia sebagai bahan makanan di Amerika Serikat sudah diajukan sejak lama. Sebab, saat itu populasi ikan mas menjadi tidak terkendali, setelah ikan ini didatangkan alias diimpor ke negara itu pada 1970-an untuk memakan alga di pabrik pengolahan.
Namun, akibat banjir dan musibah lainnya, ikan mas ini bermigrasi ke Sungai Missouri dan Illinois. Hal tersebut membuat pemerintah di Illinois melakukan berbagai cara agar ikan tersebut tidak masuk ke Great Lakes, termasuk salah satunya dengan memblokir beberapa kanal.
Jumlah ikan mas ini bahkan sempat menyingkirkan dominasi ikan asli danau di AS, seperti salmon. Hal yang banyak dikeluhkan oleh warga AS yaitu seringnya ikan-ikan tersebut melompat keluar dari air ketika kapal mendekat dan menghantam wajah para awak kapal.
Namun, meski pemerintah AS telah merekomendasikan untuk mengonsumsi ikan ini, para penjual ikan mas di AS masih kesulitan dalam penjualan.
Seorang mahasiswa Ph.D di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Virginia Tech, Clay Ferguson mengungkapkan bahwa nama ‘ikan mas’ cenderung membuat orang menganggap ikan itu termasuk jenis yang ‘kotor’.
“Ini adalah kesalahpahaman yang kami coba lewati. Ikan mas perak dan bighead tidak makan lumpur,” kata Ferguson.
Hal serupa juga pernah dilakukan U.S. National Marine Fisheries Service pada tahun 1970, dimana nama karnivora laut, Slimehead, diganti menjadi Orange roughy agar lebih enak didengar.
Selain itu, Lee Lantz, seorang pedagang ikan di Los Angeles, juga mengganti nama Patagonian toothfish menjadi Chilean sea bass. Sementara di Inggris, Cornish Fish Producers Organization (CFPO) juga melakukan pengubahan nama pada ikan megrim menjadi cornish, dan kepiting laba-laba menjadi kepiting raja Cornish.
Menurut Ferguson, meskipun nama ikan mas terdengar ‘kotor’ bagi masyarakat, namun mereka tak memungkiri ikan mas Asia memiliki daging putih bersisik yang lembut, tidak terlalu amis, dan cocok menggunakan bumbu apa pun.
“Jika kamu pernah mencoba dan tidak menyukai ikan mas Asia, maka kemungkinan ikan itu diolah dengan buruk, terlalu matang, atau kamu memang tidak menyukai ikan,” tutur Ferguson.