Inspiatif! Kelompok Tani Ini Menyulap Lahan Belukar Jadi Kebun Sayur di Tengah Kota

  • Bagikan
Ibu-ibu warga Bumi Sawangan Indah 2, Depok tengah bergantian merawat sayur di lahan tani mereka bersama. Foto: Liputan6.com

Mediatani – Kelompok Tani Angsana 12 merupakan sebuah inovasi dari warga Bumi Sawangan Indah 2, Depok yang mengubah sebuah lahan kosong menjadi lahan tani sehingga bisa ditumbuhi berbagai macam tanaman. Meski berada di tengah kota, namun warga tetap berhasil dalam bertani.

Kegiatan ini merupakan sebuah perwujudan inovasi mereka di tengah kondisi Pandemi Covid-19 saat ini yang menuntut masyarakat untuk terus berinovasi. Dimana bukan hanya lapangan pekerjaan saja yang terdampak, namun ketahanan pangan pun menjadi suatu permasalahan.

Dilansir dari Liputan6.com – Ketua Kelompok Tani Angsana 12, Bambang Jaya Supena mengatakan bahwa, pada dasarnya anggota kelompok tani ini bukanlah petani. Namun semuanya memiliki latar belakang seorang pekerja. Mereka memiliki satu tujuan, yaitu untuk sehat di tengah pandemi saat ini.

Bambang mengungkapkan bahwa lahan tani di kompleksnya sudah digarap sejak Bulan September 2020 lalu. Dulunya lahan ini merupakan lahan kosong yang terbengkalai selama 18 tahun dan hanya diisi dengan semak belukar.

Oleh Pemerintah Kota Depok, lahan tersebut adalah Fasos Fasum. Kemudian lahan itu diberdayakan selama pandemi ini dengan menggerakkan seluruh warga.

Sejak September 2020, lahan tersebut telah menghasilkan pangan yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. Bagi warga yang terdampak oleh pandemi, hasil panen tersebut merupakan berkah yang tidak ternilai. Selain itu, dalam melakukan budidaya warga pun memiliki cara yang cukup unik.

Padi yang ditanam oleh warga tersebut menggunakan cara hidroganik, yaitu model budidaya yang di bawahnya ada kolam ikan yang benihnya sudah disemai terlebih dahulu di dalam gelas plastik selama 15 hari.

Kemudian setelah ikan sudah cukup umur, mereka lalu dipindahkan ke lahan kolam. Sehingga padi yang ditanam pun akhirnya mendapatkan asupan protein dari kotoran ikan.

Selain padi, Bambang mengatakan bahwa di lahan tersebut juga ditanami tanaman lain, seperti terong, selada, kacang panjang, dan jenis buah dan sayur lainnya.

Selain memenuhi kebutuhan pangan, lahan tani ini juga membuat warga menjadi semakin kompak karena digarap secara gotong royong. Hubungan antar tetangga pun menjadi semakin erat karena semuanya saling bekerja sama untuk bisa bertahan di kondisi pandemi saat ini.

Bambang mengatakan bahwa yang mengurus lahan kebanyakan dari para warga di sekitar lingkungan. Warga tersebut bisa melowongkan waktunya untuk mengurus lahan karena mereka sedang mengerjakan pekerjaan dari rumah atau Work From Home.

Sehingga para warga bisa bergilir dan menyesuaikan waktunya untuk turun ke lahan. Tentunya hal ini sangat baik untuk kesehatan, sebab ketika berkebun warga bisa bergerak aktif, mengeluarkan keringat, dan juga berjemur di bawah matahari pagi secara langsung.

Warga pun membuang jauh rasa gengsi dalam merawat lahan tani ini secara bersama. Karena mereka menyadari bahwa hal ini digarap bersama dan untuk kebaikan bersama. Jadi, semuanya aktif dalam membantu merawat lahan tani ini.

“Selama pandemi memang kita sudah pasti mempunyai keterbatasan, terutama untuk keluar-keluar ya. Jadi dengan adanya pertanian ini, kita sangat terbantu sekali. Kita enggak perlu keluar komplek, kita sudah mendapatkan sayuran organik,” Tutup Bambang.

 

  • Bagikan