Jenis-Jenis Penyakit pada Tanaman yang Disebabkan oleh Bakteri

  • Bagikan
Tanaman yang layu akibat bakteri patogen

Mediatani – Apakah tanaman Sobat Mediatani terlihat layu dan tidak sehat? Jika iya, bisa jadi penyebabnya adalah karena serangan bakteri. Agar dapat mengambil penanganan yang tepat, maka perlu mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada tanaman.

Penyakit pada tanaman dapat membuat perkembangannya menjadi terhambat. Bahkan, hal yang lebih parah adalah penyakit tersebut dapat membuat tanaman mati. Pastinya, tidak ingin mengalami kerugian, bukan? Oleh karena itu, Sobat Mediatani sudah mengambil langkah yang tepat untuk membaca artikel ini.

Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri pada Tanaman

Apa saja jenis-jenis penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri? Agar dapat melakukan mencegah atau mengatasi permasalahan pada tanaman, sebaiknya simak penjelasannya di bawah ini:

1. Penyakit Tungro

Tungro adalah jenis penyakit yang paling sering mengangkat tanaman, terutama padi. Penyebab penyakit ini yaitu karena adanya Rice Tungro Spherical Virus dan Rice Tungro Bacilliform Virus. Kedua jenis virus tersebut dapat menginfeksi tumbuhan secara serentak karena tidak mempunyai kekerabatan serologi.

Bukan hanya itu, virus tungro juga dapat dipengaruhi oleh wereng. Penyakit ini menimbulkan dampak yang besar, di mana produksi padi nasional sempat mengalami kerugian yang cukup tinggi.

Penyakit ini dapat dilihat dengan mata telanjang karena menimbulkan beberapa gejala, seperti timbulnya diskolorasi warna kuning, muncul sepekan sesudah inokulasi, dan terjadi klorosis pada daun. Jika mendapati gejala-gejala tersebut, maka akan berpengaruh terhadap produksi hasil panen.

2. Penyakit Mosaik

Mosaik adalah penyakit yang umumnya menyerang tanaman tembakau. Penyakit ini diakibatkan oleh virus bernama Tobacco Mosaic Virus (TMV). Ciri-ciri tanaman yang terjangkit penyakit mosaik yaitu daunnya memiliki bercak kuning atau hijau muda yang tersebar.

Penyakit mosaik juga menyebabkan ukuran buah lebih kecil dan munculnya garis hitam pada batang tanaman. Hal ini menandakan bahwa ada jaringan tumbuhan yang mati. Jika semainya terinfeksi, maka semai tersebut bisa mati, bahkan dalam kurun waktu yang tidak lama.

3. Penyakit Pustul

Penyakit pustul umumnya menjangkit tumbuhan kedelai dan disebabkan karena bakteri Xanthomonas axonopodis pv. glycines. Tanda-tanda bakteri ini menjangkit tumbuhan yaitu munculnya bercak (bisul kecil) pada daun yang terinfeksi. Awalnya, bercak ini berwarna hijau pucat, lalu beralih menjadi kecoklatan.

Ciri khas dari bercak pustul yaitu terdapat noda warna kecoklatan di bagian tengahnya, sedangkan bercak di bagian tepi berwarna kekuningan. Bentuk dari infeksi ini cenderung tidak teratur dan jaringan selnya tidak berfungsi lagi alias mati (nekrosis).

Bercak yang letaknya saling berdekatan bisa menyatu dan membentuk bercak yang ukurannya lebih lebar. Lebih lanjut lagi, penyakit ini bisa menyebabkan daun menguning yang diikuti dengan gugurnya daun lebih awal.

Gejala pustul umumnya muncul di fase berbunga yang umurnya sekitar 40 hari, di mana daun yang muda lebih rentan terinfeksi. Bakteri ini bukan hanya menyerang daun, tapi juga menyerang biji dan polong kedelai.

Penyebaran bakteri akan semakin masif dengan bantuan aliran air, baik air hujan maupun air di tanah. Bukan hanya itu, bakteri juga menyebar melalui gesekan antar daun karena angin kencang. Jenis tanaman lain yang bisa menjadi inang bakteri pustul yaitu kratok, kratok, dan kacang panjang.

4. Hawar

Hawar adalah salah satu jenis penyakit yang umumnya menjangkit tanaman kedelai. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas savastanoi pv. glycinea. Gejala awalnya yaitu membentuk bintik atau bercak berwarna kecoklatan pada daun.

Bercak ini dapat terus berkembang dan melebar hingga tembus ke permukaan bawah daun. Pada akhirnya, penyakit ini akan membuat daun berwarna kekuningan. Penyakit ini dapat lebih parah jika cuaca sedang dingin dan hujan.

Pada beberapa kasus, hawar menyebabkan daun berguguran, tetapi tidak mematikan seluruh tanaman. Penyakit ini tidak selalu menyerang benih, namun jika bercak menjangkit polong, maka akan mengganggu proses pembentukan biji.

sekilas, gejala munculnya bakteri hawar (blight) memang tidak berbeda jauh dengan bakteri pustul. Perbedaan yang sangat tampak yaitu daun yang terjangkit hawar memicu kerusakan di permukaan daun dan dapat tembus sampai ke bawah daun.

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman

Setelah mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada tanaman, saatnya Sobat Mediatani mengetahui tata cara penanganan yang tepat. Inilah cara mengatasi penyakit pada tanaman:

1. Pengendalian Biologis

Mengatasi penyakit tanaman dengan pengendalian biologis yaitu mengendalikan bakteri atau virus dengan memanfaatkan predator untuk memangsa pengganggu tanaman tersebut.

Namun, perlu diketahui bahwa pengendalian dengan sistem biologis ini dinilai kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena hewan predator terkadang sulit ditemukan di masa kini.

2. Pengendalian Kimia

Pengendalian kimia adalah cara mengendalikan penyakit atau virus yang dilakukan jika cara yang pertama tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Pengendalian kimia merupakan sistem yang menggunakan pestisida, contohnya seperti fungisida, insektisida, dan herbisida.

Penerapan teknik ini memang cukup mudah dilakukan dan hasilnya juga maksimal. Namun, perlu diketahui bahwa cara pengendalian ini memiliki sisi negatif bagi lingkungan, salah satunya yaitu memicu polusi udara.

3. Pengendalian Mekanik

Pengendalian mekanis adalah sistem pengendalian penyakit tanaman dengan cara tradisional. Cara yang satu ini tidak memanfaatkan zat-zat kimia seperti insektisida. Namun, menggunakan alat-alat pertanian seperti gunting tanaman, sabit, dan lain-lain.

Cara ini memerlukan waktu yang cukup lama dan hasilnya kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena perkembangan penyakit dan hama pada tanaman yang penyebarannya sangat cepat.

Sekarang, sudah tahu jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada tanaman, bukan? Agar bisa mengatasinya, maka diperlukan pengendalian biologis, kimia, atau mekanis.

Ketiga sistem pengendalian ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat Sobat Mediatani pilih sesuai kebutuhan.

  • Bagikan