Juru Parkir Ini Raup Untung Rp 4 Juta Sebulan Hasil Olah Limbah Sabut Kelapa Jadi Media Tanam

  • Bagikan
Agus Winarno memanfaatkan sabut kelapa media tanam. Di rumahnya, di Desa Kedungturi, Kecamatan Gudo, Jombang, Jawa Timur, bapak 1 anak itu juga membuat cocopeat dan cocofiber sebagai media tanam.(KOMPAS. COM/MOH. SYAFIƍ)

Mediatani – Seorang juru parkir asal Dusun Kedung Bentul, Desa Kedungturi, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Agus Winarno (51), meraup untung setelah iseng mengolah sabut kelapa menjadi mediatanam. Dari hasil olahan sabut kelapanya itu, Agus sukses meraup untuk Rp 4 Juta sebulan bahkan terkadang lebih.

Awalnya, limbah sabut kelapa itu diperoleh dari temannya yang mengeluh dengan limbah tersebut. Agus lantas meminta temannya untuk limbah-limbah itu. Tak hanya sabut kelapa, ada juga limbah kelapa lainnya seperti kulit dan tempurung yang diambil oleh Agus.

“Awalnya ada teman yang mengeluh kesulitan membuang limbah kelapa. Dari situ saya berpikir, kenapa tidak saya coba sebagai media tanam,” kata Agus dilansir dari Kompas.com, Senin (14/9/2020).

Tanpa punya referensi yang banyak mengenai manfaat sabut kelapa, Agus berusaha memanfaatkan limbah tersebut untuk tanaman. Di rumahnya, Agus memilah bagian-bagian limbah kelapa. Kemudian, bagian sabut kelapa dicoba sebagai media tanam beberapa tanaman.

Bapak satu anak itu mencoba mengaplikasikan media tanam tersebut dalam dalam dua bentuk, cocopeat dan cocofiber. Untuk diaplikasikan pada tanaman, cocopeat yang berbentuk serbuk itu perlu dicampurkan dengan tanah, pupuk kompos, dan arang sekam. Sedangkan cocofiber, bagian sabut kelapa dalam bentuk serabut, dijadikan sebagai media tanam tanpa campuran sama sekali.

Eksperimen pemanfaatan sabut kelapa yang dilakukan Agus itu menunjukkan hasil yang baik pada tanamannya. Sejak saat itu, banyak orang yang setelah melihatnya menjadi penasaran dan ingin beli. Hingga akhirnya terus menggelutinya sampai sekarang. Namun, usaha ini sempat meredup saat penerapan pembatasan sosial karena pandemi Covid-19.

“Mulai ramai lagi habis hari raya (idul fitri). Sebelumnya sepi karena ada pembatasan sosial akibat corona,” ujar Agus.

Sebagian besar peminat produk olahan sabut kelapa sebagai media tanam merupakan warga luar Jombang yang tinggal di wilayah perkotaan. Sebagian dari mereka, ujar Agus, datang setelah memperoleh informasi dari pembeli sebelumnya.

“Banyak yang bilang untuk menanam di sekitar rumah. Ada yang dari Surabaya, Sidoarjo. Rata-rata wilayah perkotaan,” sebut dia. Dalam tiga bulan terakhir, lanjut Agus, keuntungan menjual media tanam dari sabut kelapa meningkat drastis.

Agus mengaku pendapatan usaha sampingannya itu lebih besar dibandingkan penghasilannya sebagai juru parkir. Meski demikian, usaha menjual media tanam tersebut hanya dijadikannya sebagai usaha sampingan. Ia tetap berprofesi sebagai tukang parkir dan petugas keamanan di tempat praktik fisioterapi.

“Pendapatan sekarang lumayan, minimal bisa Rp 4 juta sebulan. Tapi pekerjaan utama di sana, juru parkir sama keamanan. Kalau yang ini usaha sampingan,” kata Agus.

Agus tidak mengerjakan pengolahan sabut kelapa pada jam kerja. Ia biasanya mengolahnya pada pagi hari atau sore hingga tengah malam. Agus juga meluangkan waktu menanam aneka bunga dan beberapa jenis tanaman dalam pot atau polibag. Ia gemar merawat bonsai dan beberapa tanaman di pekarangan rumahnya.

  • Bagikan