Mediatani – Di masa pandemi, sektor kelautan dan perikanan telah menjadi salah satu sektor dengan tingkat ketahanan yang tinggi. Terbukti, nilai investasi kelautan dan perikanan tahun 2020 yang direalisasikan mencapai Rp6,29 triliun, yang artinya telah melebihi target Rp5,49 triliun yang ditetapkan.
Selain itu, ikan dalam negeri yang dikonsumsi telah mencapai 56,39 kg/kapita, setara dengan ikan utuh segar. Untuk itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan menganggap hal tersebut merupakan titik terang untuk bisa terus mengembangkan sektor tersebut.
Oleh karena itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengajak para pelaku usaha atau pemangku kepentingan lainnya untuk terus memaksimalkan peluang tersebut.
“Kepercayaan investor yang tinggi dalam berusaha di sektor kelautan dan perikanan menjadi bekal bagi kita,” kata Artati, dilansir dari laman resmi KKP, Kamis (8/4/2021).
Artati memastikan bahwa pihaknya telah merancang sejumlah agenda kegiatan untuk melakukan akselerasi terhadap tiga program prioritas yang telah diusung Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Pertama, untuk mendukung peningkatan PNBP dari sumber daya perikanan tangkap untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, jajarannya mencanangkan pengadaan 15 gudang beku portabel di tahun 2021 dan 12 unit untuk tahun 2022.
Selain itu, pihaknya menargetkan 20 lokasi di Indonesia agar dapat menerapkan sistem resi gudang (SRG) ikan dan juga menyiapkan pembangunan 4 unit pabrik es di tahun 2021 serta mengadakan sarana rantai dingin di 3 pelabuhan prioritas.
“Kita juga targetkan pengelolaan gudang beku di dua lokasi,” urai Artati.
Sementara, untuk program pembangunan kampung nelayan atau kampung budidaya, pihaknya akan melakukan beberapa kegiatan penunjang, diantaranya yaitu menyiapkan sentra pengolahan di 8 lokasi dan 7 sentra kuliner selama tahun 2021.
Selain itu, PDSPKP juga akan mendorong 22 UMKM startup milenial untuk melakukan pengembangan, diantaranya dengan menyiapkan gerai investasi dan layanan usaha atau Gisela. Harapannya, layanan tersebut sudah ada di 50 lokasi pada tahun 2022.
Terakhir, PDSPKP menyiapkan international fisheries expo, yaitu sarana rantai dingin di lokasi klaster budidaya udang dan aktif di bursa pasar ikan dunia. Kegiatan tersebut dicanangkan untuk meningkatkan ekspor produk perikanan budidaya.
Artati menambahkan bahwa pihaknya juga akan mengawal implementasi Sistem Telusur dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) di 3 lokasi di tahun 2021. Di mana akan disiapakan rekomendasi kebijakan dan strategi untuk perluasan akses pasar negara tujuan ekspor.
Pada berbagai kesempatan, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono terus meminta jajarannya agar mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia untuk bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. Salah satunya dengan memperbaiki masalah tarif bea masuk produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa.
Selain persoalan bea masuk, Menteri Trenggono juga menginginkan agar dilakukan profiling terhadap pasar perikanan dunia, yang nantinya menjadi acuan para pelaku usaha untuk melakukan inovasi produk dan pengembangan pasar.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini juga turut menyatakan dukungannya terhadap pelaku usaha perikanan. Dia mengaku sepakat dengan percepatan dan memperingkas jalur perizinan pelaku usaha produk-produk perikanan dan kelautan yang menjadi terobosan KKP.
Menurutnya, hal tersebut tertuang dalam dokumen negara, bahwa komisi IV DPR RI meminta KKP untuk memberi kemudahan ekspor produk perikanan dalam rangka penumbuhan usaha unit pengolahan ikan yang berbasis jaminan mutu keamanan hasil perikanan dan nilai tambahnya.
“Serta memperkuat kegiatan pemasokan produk kelautan dan perikanan keluar negeri sehingga meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha di dalam negeri,“ tambah Anggia saat memberikan arahan pada Rakernis Ditjen PDSPKP kemarin.