Kerja sama RI – Amerika dalam Proyek SEA Lampaui Target

  • Bagikan
Ilustrasi: wilayah konservasi laut di Papua Barat

Mediatani – Proyek kerja sama Sustainable Ecosystems Advanced (SEA) yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama United States Agency for International Development (USAID) Indonesia secara resmi telah ditutup setelah dilaksanakan selama 5 tahun (2016 – 2021). Kegiatan penutupan proyek SEA tersebut dilakukan pada Rabu (17/02) di Gedung Topaz, Jakarta serta secara daring.

Pada acara itu juga dilaporkan berbagai capaian target Proyek SEA yang meliputi konservasi kawasan perairan, penguatan keamanan laut dan pelabuhan, penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan melalui penegakan hukum di laut melalui Pokmaswas.

Selanjutnya, ada pengelolaan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, kerja sama IPTEK bidang Kelautan, serta upaya mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah AS melalui USAID atas kerja sama yang terjalin dengan baik dalam pengembangan Indonesia sebagai negara dengan potensi baharinya yang luar biasa.

“Terima kasih saya sampaikan atas kerja sama yang luar biasa selama 5 tahun ke belakang antara Pemerintah Indonesia, khususnya KKP dan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID yaitu sejak 2016,” ungkap Antam Novambar.

Selain kepada Pemerintah Amerika, ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada para mitra yang aktif berpartisipasi dalam menyukseskan Proyek SEA tersebut. Menurutnya, melalui proyek SEA itu, banyak program-program bagus yang dilakukan sehingga telah melampaui target.

“Contoh saja seperti perikanan berkelanjutan terutama perikanan dan nelayan skala kecil, area perbaikan pengelolaan perikanan dan kawasan perlindungan perairan di Indonesia timur seperti Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat, begitu juga untuk pengelolaan wilayah konservasi perairan,” ucap Antam.

Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (SEA) merupakan dukungan kepada Pemerintah Indonesia mealui program kerja sama hibah 5 tahun untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut dan meningkatkan tata kelola sumber daya laut di tingkat lokal, kabupaten, provinsi, dan nasional di dalam area sasaran (Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat).

Program tersebut dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis ekosistem untuk pengelolaan dan melibatkan pemangku kepentingan utama. Proyek SEA ini laksanakan untuk meningkatkan konservasi dan penggunaan sumber daya laut secara berkelanjutan dengan mereformasi pengelolaan perikanan dan mempromosikan kawasan lindung laut untuk meningkatkan produktivitas perikanan, ketahanan pangan dan gizi, dan mata pencaharian yang berkelanjutan.

Terbukti, dari program itu, Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715 terdapat area seluas 21,7 juta hektare dalam perbaikan pengelolaan perikanan, jauh melampaui target yaitu 6 juta hektare. Selain itu, juga terdapat area perbaikan pengelolaan dengan implementasi perencanaan tata ruang laut (marine spatial planning) dengan luas 17,2 juta hektare.

Namun, hal utama lainnya yang ingin dicapai dari Proyek SEA itu adalah peran (KKP) dan pemerintah 3 provinsi sasaran yang semakin kuat untuk mendorong konservasi dan penangkapan ikan yang berkelanjutan dengan capaian 1,6 juta hektare Kawasan Konservasi Perairan, melampaui target 1 juta hektare area konservasi.

Kemudian, juga dilakukan perlindungan ekosistem mangrove pada Kawasan Konservasi Perairan Sorong Selatan seluas 336,062 hektare dan ekosistem mangrove di area penangkapan ikan tradisional 66,921 hektare di Teluk Bintuni, Papua Barat. Terlebih, pada pelaksanaan Proyek SEA tersebut telah melibatkan nelayan lokal dalam implementasi program.

Sementara itu, Ryan Washburn sebagai Direktur USAID Indonesia juga menyampaikan bahwa Pemerintah Amerika Serikat menyampaikan turut berbangga atas capaian hasil kerja sama yang sangat baik dengan mitra multipihak ini.

“Pemerintah AS melalui USAID menyampaikan apresiasi setingginya kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan serta pemerintah ketiga provinsi terutama kepada Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi terkait yang telah bekerja bersama dalam mewujudkan target pemerintah Indonesia dalam penguatan maritim,” ucap Ryan.

  • Bagikan