Kisah Petani Kopi di Kalbar Berjibaku Kelola Lahan yang Rusak Akibat Kebakaran

  • Bagikan
Petani kopi di Desa Sumber Agung

Mediatani – Selain Toraja dan Aceh, salah satu daerah yang juga dikenal sebagai penghasil kopi terbaik di Indonesia adalah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar). Lokasi lahan penghasil kopi itu tepatnya berada di Desa Sumber Agung yang berlokasi di Kecamatan Batu Ampar.

Meski demikian, ratusan hektare lahan pertanian kopi tersebut rusak parah akibat kebakaran hutan tahun 2015 lalu.

Kepala Desa Sumber Agung Arifin Noor Aziz mengatakan, sebagai salah satu kawasan penghasil kopi terbaik di Kalbar, lahan yang luasnya sekitar 500 hektare dan didominasi tanaman kopi itu hangus terbakar.

“Ribuan petani sempat patah semangat kala itu,” ujar Arifin dilansir dari Suara, Kamis, (27/01/2022).

Padahal, tambah Arifin, sejak tahun 1999 Desa Sumber Agung menjadi daerah yang pernah berjaya sebagai penghasil kopi terbesar di Kabupaten Kubu Raya Kalbar.

Arifin yang juga merupakan pelaku pertanian kopi di desanya mengungkapkan butuh kerja keras dan kerja cerdas untuk bisa menggairahkan kembali semangat para petani kopi di desanya.

“Dua tahun kami berjibaku mengelola lahan yang rusak dan jumlah komoditi yang menurun drastis,” Terangnya.

Hingga pada akhir tahun 2017, kehadiran program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT Daya Tani Kalbar memberi angin segar kepada para petani Desa Sumber Agung mendapat peluang untuk terus berproduksi dan kembali meningkatkan perekonomiannya.

PT Daya Tani Kalbar merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas, yang memberdayakan masyarakat untuk menghijaukan kembali dan melakukan revegetasi tanaman-tanaman produktif di areal lahan yang terbakar.

“Konsep kolaborasinya bukan hanya pencegahan, tapi peningkatan ekonomi, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Masyarakat Peduli Api (MPA),” ungkapnya.

Pada program DMPA, para petani mendapat pembinaan dalam mengelola lahan yang ditanam bibit kopi. Lalu, ada sekitar 50 hektare dari 500 hektare lahan terbakar yang dirawat masyarakat untuk kembali ditanam dengan model tumpang sari, sehingga bukan hanya bibit kopi saja yang dikembangkan.

Dito Cahya Renaldi, Social Impact & Community Development PT Daya Tani Kalbar menjelaskan bahwa pihaknya tidak kesulitan untuk menemukan potensi komoditi utama, sehingga program ini tinggal dikembangkan dan develop ekonomi.

“Ini juga sejalan dengan APP Sinar Mas, terkait penanganan karhutla, ekologi dan lainnya,” tambah Dito.

Berkat program DMPA yang sudah berjalan beberapa tahun itu, kini perekonomian masyarakat di Desa Sumber Agung bisa kembali membaik. Terutama untuk komoditi yang belum dikembangkan dengan baik, kini sudah lebih fokus digarap.

“Kita mengelola pengembangan kopi, madu kelulut dan mendukung DMPA Mart, yang menjadi Bumdes di Desa Sumber Agung,” ucapnya.

Dari Bumdes tersebut, proses distribusi bubuk kopi khas Sumber Agung dapat lebih mudah menjangkau pasar lokal di Kalbar, hingga tembus ke Jakarta dan Jawa Tengah. Dalam sebulan, ada sekitar 100 kg kopi per dan madu kelulut hingga 50-100 kg yang bisa dipasarkan per bulannya.

  • Bagikan