Meraup Cuan dari Beternak Lebah Madu Kelulut

  • Bagikan
Mahdi Ismail penduduk Desa Pasir Putih Kecamatan Rantau Perlak Kabupaten Aceh Timur sukses budidaya madu kelulut
Mahdi Ismail penduduk Desa Pasir Putih Kecamatan Rantau Perlak Kabupaten Aceh Timur sukses budidaya madu kelulut

Mediatani – Ternak lebah madu dapat menjadi pilihan ide bisnis yang menguntungkan dengan nilai ekonomis dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, usaha ini juga dapat memberi manfaat untuk konsumen, utamanya madu murni tanpa campuran bahan lainnya.

Telah banyak diakui, madu sangat banyak khasiatnya. Selain dapat dijadikan sebagai obat beberapa penyakit ringan dan kronis, madu juga meningkatkan imunitas dan menangkal radikal bebas dalam tubuh. Sehingga, aktifitas usaha madu memiliki pelanggan yang dapat terbilang besar jumlahnya.

Jenis madu yang beredar di pasaran sangat beragam. Hal ini dipengaruhi oleh beragamnya pula jenis lebah dan lingkungan usaha budidaya serangga penghasil madu.

Saat ini, salah satu jenis madu yang sedang naik daun adalah madu Kelulut. Madu yang berasal dari lebah kelulut yang dalam istilah ilmiah sering disebut stingless bee honey (SBH) atau madu lebah tanpa sengat ini memiliki khasiat terapeutik yang lebih tinggi.

Seiring meningkatnya permintaan di beberapa wilayah, pelaku usaha madu kelulut pun juga bermunculan. Seperti halnya yang dilakukan Mahdi Ismail penduduk Desa Pasir Putih Kecamatan Rantau Perlak Kabupaten Aceh Timur. Sejak awal 2017 mulai menekuni usaha ternak lebah madu kelulut.

Mahdi menceritakan bahwa mulanya madu kelulut miliknya hanya menjadi resep keluarga dalam pengobatan, namun kini telah menjadi sumber penghasilan bagi keluarganya. Berawal dari anggota keluarga yang sering sakit dan mengkonsumsi madu kelulut sebagai penawar.

Mahdi pun memutuskan untuk belajar budidaya madu kelulut secara otodidak dan berpedoman dari tutorial di internet seperti google dan youtube.

Mahdi mencoba beternak madu kelulut dan mengkonsumsinya sendiri. Namun seiring waktu, pada tahun 2018, dirinya memulai mengembangkan usaha lebah madu kelulut.

Mahdi menceritakan bahwa dirinya memulai usaha ini dengan mengantongi modal Rp15 juta. Dengan modal tersebut, Ia kemudian memberanikan diri untuk mencari lebah kelulut di kebun-kebun warga dan menawar harga kepada pemilik kebun.

Lebah kelulut yang dia beli tersebut dibudidayakan Mahdi di halaman rumahnya. Hingga saat ini, usaha peternakan madu kelulut yang diberi nama Jambo Linot ini telah menjadi sumber pendapatan bagi kehidupan rumah tangganya.

“Masyarakat pun sudah tahu bahwa saya menampung madu kelulut, sehingga mereka sendiri yang menawarkan ke saya,” sebut Mahdi seperti yang dikutip pada laman infopublik.id, Sabtu, 2 Oktober 2021.

Berkat ketekunan dan konsistensinya, saat ini Mahdi sudah berhasil mengembangkan ternak lebah kelulut memiliki mencapai 60 sarang koloni lebah dan mulai memindahkan ke kebun seluas 2800 meter persegi. Di kebun itu, Mahdi bernecana mengembangkannya lagi dengan menyediakan sekitar 300 sarang lebah.

“Kita juga menanam tanaman yang disukai kelulut, dan budidaya madu kelulut ini sengaja di kebun sebab radius kelulut terbang sekitar 750 meter,” ucap Mahdi.

Adapun jenis kelulut yang dibudidayakannya yaitu jenis heterotrigona itama, thoracica, dan resin damar. Dengan masa panen rata-rata per 45 hari sebanyak setengah liter persarang.

Namun, menurutnya usaha ini tidak selamanya juga berjalan mulus. Terkadang, ia menemukan sarang madu kelulutnya tidak semuanya menghasilkan madu. Ada juga 70 sampai 90 persen menghasilakan bee pollen.

Mahdi mengakui, usahanya saat ini mampu menghasilkan madu kelulut sebanyak 20 sampai 80 liter perbulan. Harga jual untuk jenis torasika 800 ribu sampai 1 juta rupiah, jenis resin damar Rp750 ribu perliter, sedangkan itama Rp600 ribu perliter.

“Berbeda harga jika dalam botol ukuran 250 milli harga jualnya Rp150 (ribu). Namum untuk madu warna hitam dihargai Rp175 ribu. Harga pun bervariasi tergantung dari jenis kelulutnya,” terang Mahdi.

Selain madu, bee pollen juga bisa dijual dengan harga Rp50.000 untuk satu botol ukuran 250 milli. Sedangkan untuk propolis, dirinya belum memiliki kemampuan untuk mengextraknya.

Selama ini, penjualan madu kelulutnya dilakukan melalui media online. Sehingga informasinya tersebar ke seluruh Indonesia.

Menurut Mahdi, bahkan ada juga teman-temannya yang pulang dari Qatar dan Arab memborongnya. Selain itu, Ia bermimpi kebun kelulut tersebut juga akan dijadikan tempat berdakwah dan edukasi.

Karena menginspirasi banyak masyarakat, saat ini Mahdi terpilih dan menjabat sebagai ketua Inspirator Lebah Madu Indonesia Provinsi Aceh.

  • Bagikan