Pemprov Jateng Gencar Ajak Pemuda Berkiprah Di Pertanian Modern

  • Bagikan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) didampingi Bupati Batang Wihaji (kanan) panen raya padi di Kasepuhan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, baru-baru ini. [ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra]

Mediatani – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menggencarkan modernisasi pertanian agar generasi muda dapat mengambil peran akitf di sektor pertanian. Salah satunya dengan penggunaan alat-alat modern dalam pengolahan lahan sehingga anak-anak muda dapat terjun ke bidang pertanian.

“Penggunaan alat modern ini akan memudahkan petani, anak-anak muda jadi mau bertani,” kata Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat melakukan tanam padi perdana menggunakan alat penanam bibit padi (transplanter), di Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Menurut Ganjar, generasi muda diharapkan tidak ragu bekerja di sektor pertanian karena saat ini menjadi petani bisa tetap keren. Dari empat orang yang gunakan transplanter tadi, salah satunya masih muda. Dia merasa bertaninya lebih mudah dan menarik. Dengan transplanter, menanam bisa lebih cepat.

Ini bentuk dorongan agar anak muda berkiprah di pertanian. Menjadi petani seringkali dianggap sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat, terutama generasi muda. Paradigma itulah, menurut Ganjar, yang perlu diubah. Perlu ada generasi-generasi baru agar pertanian di Indonesia bisa semakin maju.

Kartu Tani Modernisasi yang dilakukan, tambah Ganjar, bukan hanya terkait dengan pengolahan lahan, namun juga pendataan dan penyaluran bantuan yang dilakukan secara modern. Salah satunya melalui kartu tani yang dilengkapi dengan sejumlah data, seperti luas lahan, jenis tanaman, dan kebutuhan pupuk bagi setiap petani.

Dari data tersebut, menjadi sangat penting agar penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan waktu dan tepat sasaran. Jika semua data bisa terlihat lewat kartu tani, petani tidak akan kesulitan mendapatkan pupuk.

“Kan ada data tanamnya, jadi kami tahu. Ketika masa pemupukan atau dua minggu setelah penanaman akan dipastikan pupuk bersubsidi tersedia,” kata Ganjar.

Bukan hanya tentang penyaluran pupuk, data pada kartu tani juga akan memberikan gambaran jumlah panen di masing-masing daerah. Hal ini penting untuk memprediksi hasil panen dan agar petani bisa mendapatkan harga yang tinggi saat panen.

“Jadi kan bisa tahu, tanam berapa hektare, yang kena hama semisal berapa. Jadi bisa diprediksi kapan panen dan jumlahnya berapa di tiap daerah,” tutur Ganjar.

Saat panen dan harga di tengkulak masih tinggi, Ganjar mempersilakan petani untuk menjual ke tengkulak. Namun jika harga anjlok, Bulog diminta menyerap seluruh panen untuk meningkatkan nilai tawar.

“Kalau gagal panen, kami akan berikan cadangan benih nasional. Atau petani bisa antisipasi sendiri dengan ikut asuransi. Preminya 36 ribu rupiah per hektare. Kalau gagal panen, dapat 6 juta rupiah,” jelasnya.

Selain itu, juga mendorong petani untuk bisa menjadi wirausahawan guna meningkatkan perekonomian. Seperti halnya pengolahan hasil pertanian pascapanen untuk meningkatkan harga jual.

“Jadi bukan hanya soal bercocok tanam, cara menjualnya tidak hanya gabah, tapi sudah berupa beras. Para petani diajari packaging penjualan lewat online sekarang bisa melalui regopantes.com atau lewat media sosial, menjaga kualitas. Itu modernisasi pertanian,” katanya.

Modernisasi pertanian salah satu impiannya, untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab Indonesia sebagai negara agraris, namun para petaninya dinilai belum sejahtera.

Selain kartu tani yang kini diaplikasikan secara nasional, bentuk modernisasi yang dilakukan Pemprov Jateng, antara lain dengan membantu traktor, transplanter, dan alat pemanen (harvester) bagi petani yang tergabung dalam kelompok petani.

Selain mendorong modernisasi alat di bidang pertanian, Pemprov Jateng juga mendorong agar gabungan kelompok tani bisa mengakses sistem informasi dan aplikasi-aplikasi yang ada.

“Pertanian di Jateng menjadi salah satu tumpuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok di seluruh penjuru Tanah Air,” kata Ganjar.

  • Bagikan