Salut! Petani Tombolo Pao Lakukan Gerakan Sedekah Sayur untuk 100 Panti Asuhan di Sulsel

  • Bagikan
Gerakan sedekah sayur hasil pertanian untuk 100 panti asuhan di Sulawesi Selatan.

Mediatani – Hal yang cukup berbeda dan mengundang decakan kagum dilakukan oleh petani Tombolo Pao. Para petani di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan melakukan gerakan sedekah sayur hasil pertanian mereka kepada 100 panti asuhan di Sulawesi Selatan.

Jenis sayuran yang disedekahkan ada berbagai macam, mulai dari kol, sawi, daun bawang, labu siam, wortel, labu kuning, hingga tomat. Hasil pertanian tersebut dikumpulkan setiap bulannya dari banyak petani di Desa Kanreapia, Kelurahan Pattapang, Desa Mamampang, dan desa-desa di sekitarnya.

Sebagai bentuk komitmen menjalankan program tersebut, para petani sayur yang ada di dua kecamatan di dataran tinggi Kabupaten Gowa (Tombolo Pao dan Tinggimoncong) ini terus mengumpulkan hasil pertanian mereka hingga akhirnya dapat disalurkan ke 100 panti asuhan di Sulawesi Selatan.

“Sayur-sayur tersebut kemudian kami distribusikan kepada panti – panti asuhan yang berbeda di empat Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan, yakni di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dan Kabupaten Takalar,” ungkap Jamaluddin dg Abu, penggagas gerakan sedekah sayur, di Gowa, Sabtu, 26 Maret 2022.

Program sedekah sayur ini lahir dari daerah penghasil sayur di dataran tinggi Kabupaten Gowa, tepatnya di kaki Gunung Bawakaraeng. Daerah tersebut juga dikenal sebagai Kampung Berseri Astra Kampung Sayur.

Mayoritas penduduk di daerah tersebut memang berprofesi sebagai petani. Hal ini membuat aktivitas budidaya mulai dari penanaman, perawatan hingga panen dapat terlihat setiap hari di daerah ini.

“Lahan yang luas, tanah yang subur menjadi anugrah yang luar biasa, sehingga sebagai bentuk rasa syukur, para petani di Kampung Berseri Astra Kampung Sayur terus berbagi kepada panti asuhan, pondok pesantren, dapur umum, kelompok tuna netra dan kelompok masyarakat yang membutuhkan,” tutur Jamaluddin.

Bukan Pekerjaan yang Mudah

Gerakan sedekah ke 100 panti asuhan ini tentu bukanlah kegiatan yang mudah dilakukan, sebab membutuhkan tenaga, waktu dan kesabaran. Pasalnya, agar bisa tiba ke panti asuhan yang dituju, tim sedekah sayur harus keluar masuk lorong mencari alamat panti asuhan yang berbeda di empat kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Lokasi 100 panti asuhan yang dituju berada di tempat yang berbeda dan berjauhan, sehingga membutuhkan kolaborasi dari tim dengan banyak pihak. Namun, dengan semangat yang luar biasa dari tim sedekah sayur, 100 panti asuhan dapat menerima berbagai sayuran tersebut.

Proses pengumpulan sayur dari petani yang satu ke petani yang lainnya juga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sebab, petani yang ingin menyedekahkan hasil taninya berada di tempat yang berbeda-beda.

Proses berbagi sayur dari petani di Gowa ini telah berjalan selama dua tahun, mulai dari Mei 2020 hingga saat ini. Antusiasme petani untuk mengikuti kegiatan ini semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Berasal dari Gerakan Petani Literasi

Agar dapat melihat anak-anak di panti asuhan dapat mengonsumsi sayuran dari hasil budidaya mereka, Petani Literasi ingin melibatkan diri dalam pemenuhan kebutuhan sayuran di dapur panti asuhan di Sulsel.

Petani Literasi dapat memperlihatkan jati dirinya bahwa petani pun bisa eksis setiap waktu. Seperti halnya saat pandemi Covid 19, para petani ingin terus eksis memperlihatkan dirinya bahwa pertanian tidak ada matinya dengan melakukan gerakan sedekah sayur kepada 100 Panti Asuhan di Sulsel.

“Hal ini tentunya bisa menjadi acuan kepada sebagai generasi muda agarikut serta dalam memajukan pertanian di Indonesia. Sebab, pertanian itu keren, menarik dan menjanjikan, pemuda tani membawa perubahan menuju pertanian maju mandiri dan modern,” tandas Jamaluddin

  • Bagikan