Sistem Bioflok Tingkatkan Produktivitas Budidaya Lele Masyarakat Palangkaraya

  • Bagikan
Budidaya ikan lele dengan sistem teknologi bioflok di Palangkaraya.

Mediatani – Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto mengungkapkan bahwa penerapan teknologi budidaya ikan sistem bioflok telah terbukti mampu lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan.

Menurutnya, teknologi inovasi yang juga diterapkan oleh sebagian besar pembudidaya ikan di Palangkaraya ini telah menjadi menjadi mesin ekonomi baru yang mampu memberikan dampak positif yang lebih besar dibanding dibandingkan dengan sistem budidaya konvensional.

Dilansir dari Tribunnews, Slamet menceritakan awalnya kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Katoni Lestari Jaya Raya Palangkaraya melakukan budidaya ikan secara konvensional di lahan yang luas, namun produktivitasnya masih rendah serta sering terkena banjir.

“Sekarang ini dengan adanya teknologi bioflok, yakni suatu inovasi teknologi, dengan lahan yang tidak begitu luas mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan yang signifikan,” ungkap Slamet.

Selain itu, air yang terdapat di Palangkaraya masih sangat bagus, jernih, dan potensial untuk digunakan untuk budidaya ikan termasuk ikan lele atau komoditas ikan lainnya. Sehingga, hal ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi Palangkaraya, terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini.

Upaya ini, sambung Slamet, juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, dimana dalam keadaan pandemi ini, pemerintah harus terus melakukan berbagai upaya agar ekonomi bisa bangkit.

Apalagi, berdasarkan informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimatan Tengah, subsektor perikanan di Kalteng menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang positif di tengah pandemi.

“Meski dalam kondisi seperti sekarang, kita masih harus bersyukur sektor ekonomi di Kalteng masih tumbuh positif. Ditambah lagi, harga lele disini cukup bagus, dan ternyata bisa sampai harga Rp 18-20 ribu per kg,” ujarnya.

Maka dari itu, KKP terus menyalurkan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk masyarakat agar bisa melakukan budidaya lele dengan sistem bioflok.

“Bagi Pokdakan yang sudah mendapatkan bantuan harus bersyukur bisa mendapatkan bantuan sarana dan prasarana dan kami harap ini bisa dimanfaatkan, dioperasionalkan dan dirawat dengan baik sehingga bermanfaat bagi kita semua,” paparnya.

Slamet menuturkan bahwa budidaya ikan sistem bioflok ini merupakan salah satu program prioritas KKP yang akan terus digencarkan ke masyarakat karena memiliki berbagai keunggulannya.

“Bantuan kegiatan bioflok, merupakan suatu inovasi teknologi yang dilakukan melalui rekayasa lingkungan dengan mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme.

Budidaya lele sistem bioflok ini merupakan salah satu alternatif usaha untuk mengatasi keterbatasan lahan dan air. Selain itu, di tengah pandemi Covid-19 ini, ikan menjadi kebutuhan pangan nasional bergizi yang kian meningkat untuk konsumsi,

“Disamping itu, penggunaan pakannya lebih efisien,” ungkapnya.

Selain itu, Slamet berharap masyarakat dapat merasakan manfaat dari penguasaan teknologi budidaya bioflok ini. Ia juga akan terus mendorong Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB untuk melakukan penyebaran teknologi bioflok ini agar dapat meluas ke berbagai pelosok daerah.

Lebih lanjut Slamet menjelaskan bahwa hal ini juga dilakukan agar para pembudidaya dapat terus mendukung program-program pemerintah melalui penerapan CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) dan CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik).

“Ke depan ini menjadi syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global. Sehingga teknologi bioflok juga akan terasa keuntungannya jika pembudidaya mengikuti kaidah cara budidaya ikan yang baik.

Untuk itu, ia berpesan kepada para pembudidaya di seluruh Indonesia, agar SOP, standar operasional prosedur, seperti memberi pakan, pengelolaan airnya dapat diperhatikan dengan baik sehingga bisa mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Selain bantuan untuk sarana dan prasarana, KKP juga siap untuk memberikan pinjaman modal melalui BLU LPMUKP dengan bunga ringan sekitar 3%. Sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan pendapatan kelompok anggota

“Bukan hanya bantuan sarana dan prasarana saja, KKP juga ada program prioritas pinjaman untuk pembudidaya dengan bunga ringan,” ungkapnya.

  • Bagikan