Mediatani – Serangan hama Wereng tak hanya membuat petani padi di Kabupaten Jember merugi. Namun sejumlah sapi warga pun diketahui mati usai memakan jerami yang mengandung racun pestisida.
Akhirnya sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Hal ini pun membuat peternak merugi puluhan juta rupiah.
Serangan wereng dinilai parah sehingga menjelang panen pun masih disemprot pestisida.
Agus Sugiharto seorang peternak kambing asal Desa Pontang, Kecamatan Ambulu mengatakan bahwa di desanya sudah ada 6 ekor sapi yang mati terkena racun wereng.
Sapi tersebut mati setelah diberi makan jerami padi yang baru saja dipanen.
“Di desa saya sudah ada 6 ekor sapi yang mati kena racun wereng. Soalnya banyak petani yang takut padinya rusak kena wereng, bahkan kurang 2 hari sebelum panen juga banyak yang disemprot pestisida lagi. Dan racunnya sangat mematikan memang, harganya juga mahal,” kata Agus, Jumat (2/4/2021), melansir dari laman IDN-Times.
Akibatnya, para peternak pun harus mengeluarkan biaya pakan ekstra untuk hindari racun. Petani sekaligus peternak sapi asal Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Abdul Rokhim (45) juga merasakan dampak serangan Wereng.
Dua ekor sapi milik tetangganya ditemukan terbujur kaku di pagi hari usai sore hari sebelumnya diberi makan jerami padi.
“Padi saya sendiri juga kena wereng. Saya akui memang dosis penyemprotan pestisida banyak yang ditambah takut gagal panen. Tapi ya dampaknya juga sekarang takut kalau mau ngarit (mencari pakan sapi) jerami. Punya tetangga saya kemarin 2 ekor sapinya mati,” ujar Rokhim waswas.
Kata Rokhim, dirinya sendiri saat ini mengantisipasi sulitnya mencari rumput dan takut memberi pakan jerami dengan memberikan pakan alternatif.
Rokhim pun memberi pakan dua ekor sapinya dengan ampas produksi tahu, bekatul dan sedikit rumput.
“Ya kalau pakai ampas tahu dan bekatul tidak butuh banyak rerumputan. Cuma setiap hari saya harus keluar Rp 15-20 ribu untuk beli ampas dan bekatul,” jelas dia.
Kini, wargapun semakin lebih hati-hati mencari rumput. Ahmad Syarifudin, peternak sapi asal Desa Lohjejer Kecamatan Wuluhan mengatakan, di desanya sudah ada 4 ekor sapi yang mati setelah diberi makan jerami padi.
“Itu satu kandang 4 mati semua. Di daerah Dukuh, Glundengan juga ada yang mati sapinya,” katanya, memaparkan.
Saat ini, ujar dia, para peternak lebih selektif saat mencari jerami. Masa panen padi, memang disebutnya momentum buat peternak untuk mencari jerami, karena lebih cepat.
Apalagi selama masa tanam padi, peternak sudah sulit mencari rumput. “Sekarang rawan, saya gak berani nyari jerami. Terutama kalau tahu padinya kena hama wereng, harus dipastikan dulu kapan terakhir diberi pestisida,” ujarnya.
Syarif mengatakan bahwa jarak aman tanaman padi untuk pakan ternak bila telah disemprot pestisida, yakni selama 25 hari. Kurang dari itu masih tergolong berisiko.
“Kasusnya ini mau panen juga masih disemprot pestisida. Karena serangan hama wereng ini memang cepat merusak dan mematikan padi,” katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, memasuki panen raya, tanaman padi dari sejumlah petani di Kabupaten Jember diserang hama Wereng.
Sejumlah petani pun mengeluhkan penurunan hasil panen akibat banyaknya serangan hama tersebut.
Padi yang mulai menguning pun tampak harus kembali disemprot pestisida untuk mematikan hama wereng.
“Tanaman padi di daerah kecamatan Jenggawah banyak yang terkena hama wereng. Ada yang kena sedikit, ada yang parah, tapi rata-rata kena,” ujar Ketua Kelompok Tani, Desa Seruni, Jenggawah, Habib (56), Jumat (2/4/2021), dilansir mediatani.co, Minggu (4/4/2021) dari situs IDNTimes.
Akibat terserang hama wereng, para petani yang lebih dulu panen, kata Habib, mengeluhkan penurunan hasil panen. Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)