Wamentan Apresiasi Industrialisasi Sektor Pertanian NTB, Gubernur: STIP Ujung Tombaknya

  • Bagikan
Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Husnil Qolbi didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat berkunjung ke STIPARK NTB, Kamis (11/3/2021)/via Radar Lombok/IST

Mediatani – Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Husnil Qolbi mengapresiasi segala perkembangan program industrialisasi yang tengah dan telah dilakukan Pemerintah Provinsi NTB. Pihaknya sangat bangga, terutama terhadap upaya Pemprov NTB dalam memompa semangat industrialisasi di sektor pertanian.

Menurut dia, industri di bidang pertanian itu bukan hanya meningkatkan ketahanan pangan, akan tetapi mampu mempertahankan kadaulatan pangan.

“Meski di tengah pandemi Covid-19, alhamdulillah di NTB ini mampu mempertahankan ketahanan pangan dan juga kedaulatan pangan melalui industri kecil dalam sektor pertanian,” kata dia, di sela-sela melakukan kunjungan kerja sekaligus meninjau STIP NTB Banyumulek Lombok Barat, Kamis (11/3/2021) melansir dari Radar Lombok, Jumat (12/3/2021) dalam rilis Diskominfotik NTB yang diterima Radar Lombok.

Di komplek STIP itu, Wamentan meninjau beberapa fasilitas seperti pabrik pakan ternak ayam petelur dengan hasil produksi 5 ton pakan perjam, yang mana dengan terus dikembangkannya pabrik pakan ternak tersebut diharapkan produktivitas hasil ternak NTB semakin meningkat dengan biaya produksi yang lebih terjangkau.

Di samping itu, Wamentan juga menyempatkan diri meninjau bengkel permesinan sekaligus menjajal sepeda listrik buatan IKM-IKM NTB.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, yang juga turut mendampingi Wamentan, menjelaskan bahwa salah satu ujung tombak mewujudkan program industrialisasi adalah dengan hadirnya Science Teknologi Industri Park (STIP) Provinsi NTB.

Hadirnya STIP tersebut pun ditujukan untuk memacu perekonomian masyarakat NTB dibidang industry. Hal itu pun agar menjadikan NTB sebagai daerah yang mandiri, baik mandiri teknologi, industri sektor pertanian, industri peternakan, industri pakan ternak hingga industri bibit unggul yang mandiri.

“Kita memiliki banyak ternak tapi di saat musim kemarau, kita kehilangan pakan. Artinya bahan baku jagung dari kita. Sedangkan pakan ternaknya dari luar daerah,” terang Gubernur.

Atas permasalahan itu, gubernur yang akrab disapa Dr. Zul menegaskan bahwa bahan baku pakan ternak dan bibit-bibit unggul yang melimpah yang dihasilkan oleh pertanian di NTB harus dimanfaatkan dan diolah SDM daerah sendiri.

Maka dari itu, akan ada insentif dan penghargaan buat anak-anak NTB yang mengasah potensi dibidang industri jika mimpi itu mampu diwujudkan.

“Ini membuktikan bahwa kami sungguh untuk mewujudkan industrialisasi di NTB. Mungkin tidak ada provinsi lain yang punya keberanian untuk mewujudkan mandiri bibit unggul dan pakan ternak sendiri melalui program industrialisasi yang kita bangun,” tegas gubernur di hadapan rombongan Wamentan tersebut.

Dr. Zul juga menuturkan, kalau STIP mampu mewujudkan kemandirian itu dengan sukses, maka wadah ini akan direplika di setiap kabupaten kota se-NTB. Begitu pun kalau taman teknologi ini menarik maka akan direplika di provinsi lain di Indonesia.

“Sehingga industrialisasi dari Indonesia bagian Timur bukan hanya mimpi tapi bisa kita wujudkan,” ungkap Dr. Zul dengan penuh optimisme.

Target Swasembada Telur 2023, NTB Optimalisasi Kelompok Pengembangan Unggas Petelur

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co, Provinsi NTB pun menargetkan swasembada telur pada tahun 2023 mendatang. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) bakal mengoptimalisasi atau memberikan bantuan kepada 100 kelompok masyarakat yang akan diberi bantuan dalam hal pengembangan unggas petelur.

Distribusi bantuan itu akan disebar di Kabupaten/Kota di NTB dengan tujuan mengurangi ketergantungan kebutuhan telur luar NTB yang masih cukup banyak.

Kepala Dinas Nakeswan Provinsi NTB, Ir. Hj. Budi Septiani, dilansir dari situs berita Suarantb.com, Jumat, (15/1/2021) menuturkan sampai saat ini kebutuhan telur di NTB sebanyak 1.300.000 butir/hari. Di lain sisi, kemampuan produksi masih di angka 600.000 butir/hari.

Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan