Mediatani – Paria atau pare yang dalam bahasa latinnya Momordica charantia, merupakan jenis sayuran dataran rendah. Pare merupakan sayuran sayuran yang mengandung banyak air dan mempunyai cita rasa pahit.
Rasa pahit inilah yang menyebabkan banyak orang tidak suka pare. Rupanya rasa pahit sayuran ini adalah senyawa kimia yang disebut Cucurbitasin. Senyawa ini berasal dari kelompok triterpens pada golongan triterpenoid dan biasanya banyak terdapat pada akar-akar tumbuhan dalam bentuk glikosida, yaitu untuk yang berikatan dengan gula atau aglikon, tanpa berikatan dengan gula.
Bebagai varietas pare dapat menentukan kandungan zat pahit ini. Pada pare Taiwan misalnya, yang pernah populer sekitar tahun 1985 rasanya tidak pahit sehingga banyak digunakan untuk sop, salad atau “masakan Cina” lainnya.
Sedangkan di Indonesia jenis pare belut yang terkenal dengan panjangnya, rasanya tidak terlalu pahit dibandingkan dengan jenis pare hijau lainnya yang lebih kecil. Selain itu kematangan buah dapat menjadi penyebab menurunnya kandungan Cucurbitasin, sehingga rasa pahitnya berkurang.
Jenis-jenis Pare
1. Pare Belut
Pare belut atau disebut pare ular bentuknya bulat dengan panjang kira-kira 60 cm, berwarna hijau dengan belang-belang putih mirip kulit ular dengan permukaan kulitnya halus dan rasanya tidak pahit.
2. Pare Gajih
Nama lainnya pare mentega atau pare putih. Warna pare ini memang putih kekuningan sehingga diberi nama tersebut. Permukaan buah berbintil-bintil besar. Panjang buah sekitar 30-50 cm dan agak langsing. Daging buah tebal. Berat per buah mencapai 250-500 g dan rasanya tidak terlalu pahit.
3. Pare Kodok
Warna pare ini memang paling hijau dari pada jenis pare lainnya. Penampilan buah kecil. Pendek dan rasanya sangat pahit.
Pare ini tergolong “pare kampung” yang sering ditanam secara sambilan di pekarangan rumah atau pagar. Bahkan banyak petani yang membiarkan tanaman pare tumbuh tanpa rambatan. Buahnya yang kecil tetap akan berproduksi asalkan diberi alas atau mulsa.
Kandungan dan Manfaat Pare
Rasa pahit yang kurang disukai dari paria ini ternyata banyak manfaatnya.mBuah pare mampu mengobati batuk, radang tenggorakan, demam, malaria, kencing manis, disentri, dan sariawan. Berikut kandungan pare dan manfaatnya untuk kesehatan.
1. Betakaroten
Kadar betakaroten pada buah pare dua kali lipat lebih banyak dibanding brokoli. Betakaroten pada pare sangat bagus untuk membasmi sel kanker, menghambat serangan jantung, dan mengatasi infeksi karena virus.
2. Kalsium
Kadar kalsium di dalam pare juga cukup tinggi, karena itu mampu menaikkan produksi sel-sel beta di dalam pankreas untuk menghasilkan insulin, yang dalam jumlah yang cukup dapat mencegah naiknya kadar glukosa.
3. Senyawa fitokimia lutein dan likopen
Senyawa fitokimia lutein dan likopen di dalam buah pare berkasiat sebagai anti kanker, antivirus, perangsang produksi insulin, penyeimbang tekanan darah dan kadar gula darah, perangsang nafsu makan, dan pembasmi cacing usus.
4. Vitamin C, kalium dan karoten
Kandungan vitamin C, kalium dan karoten dalam pare sangat baik untuk membantu mengatasi masalah pencernaan, merespon indera pengecapan sehingga sel saluran pernapasan ikut aktif dan menyebabkan saluran pernapasan menjadi luas dan masuknya aliran udara yang kuat.
Vitamin C juga dapat membantu memelihara kecantikan kulit, yakni mencegah kerusakan kulit yang diakibatkan oleh ultraviolet.
5. Senyawa Antioksidan
Senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol (antioksidan kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan karantin dapat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah.
Selain itu, bagian lain tanaman pare juga memiliki khasiat yang tak kalah penting dari buahnya seperti;
- Bunganya untuk mengobati gangguan pencernaan.
- Daunnya dapat mengobati cacingan, luka, dan bisul. Daun pare mengandung momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C, serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan L.oleostearat.
- Bijinya mengandung momordisin, sedangkan buahnya mengandung karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C, saponin, flavonoid, alkaloid, dan polifenol, serta glikosida cucurbitacin.