Cara Sederhana Menanam Daun Kelor, Herbal yang Berkhasiat Tingkatkan Imun

  • Bagikan
Tanaman daun kelor yang mampu tingkatkan imunitas tubuh/via IDN Times/Foto: Feny Maulia Agustin/IST

Mediatani  Daun kelor bernama latin Moringa Oleifera mulai banyak diburu masyarakat. Terkenal dengan manfaat meningkatkan imunitas tubuh, tanaman yang hidup di iklim tropis dan subtropis ini ternyata juga mudah dibudidayakan di pekarangan rumah.

Apalagi pada masa pandemi covid-19, di Palembang misalnya, menurut Sumaina Duku seorang pedagang bibit daun kelor di Jalan Sapta Marga, Kalidoni, Palembang, sebagian masyarakat meyakini bila mengomsumsi rebusan herbal daun kelor atau tumbuhan yang dikenal dengan drumstick tree ini bisa membantu proses kesembuhan penyakit, termasuk Covid-19.

“Salah satu khasiatnya sebagai daya tahan tubuh. Semenjak pandemi ini banyak orang mencari bibitnya sebagai obat alternatif dan dibudidayakan sendiri,” ujarnya beberap waktu lalu dikutip dari situs IDN Times. Dia pun menjelaskan bagaimana menanam tanaman kaya khasiat satu ini di rumah dengan cara sederhana.

1. Sistem tanam stek lebih cepat bertunas dibandingkan benih

Selain sebagai herbal, mengolah daun kelor tidak hanya dengan direbus. Tapi daun kelor juga bisa diolah sebagai menu makanan lain seperti tumis daun kelor.

Tumbuhan unik ini dapat ditanam dan tumbuh dengan rentan waktu satu hingga dua bulan, dimulai sejak benih kelor atau mulai bertunas dalam waktu seminggu dengan sistem budidaya stek, atau metode perbanyakan tanaman dengan memotong bagian tubuh tumbuhan.

“Setelah dari biji (benih) berkembang, lebih mudah memperbanyaknya dengan stek agar lebih cepat. Kalau benih yang dibeli online harganya Rp90 ribu,” ujar dia.

2. Hindari sinar matahari langsung ketika menanam stek daun kelor

Memiliki kandungan antioksidan, budidaya daun kelor bisa dilakukan dalam polybag (kantung plastik tanaman) dengan media tanam tanah yang gembur dan subur, lalu campurkan sekam sebagai pupuk kompos. Waspadai dari hama bekicot yang mampu merusak perkembangan pertumbuhan kelor.

Penanaman bibit kelor yang perlu diperhatikan adalah kualitas benih. Dalam mengetahui benih yang baik, pilih biji yang mengapung saat direndam dalam air hangat. Selama 7-12 hari, benih akan mulai berkecambah dan mulai rutin disiram air.

“Kalau stek sebaiknya jangan kena matahari karena berpengaruh terhadap proses tumbuh, bisa layu. Caranya, taruh di tempat teduh sembari disemprot dengan air. Kalau sudah cukup bertunas baru tempatkan di lahan yang kena sinar matahari,” jelasnya.

3. Air rebusan daun kelor bisa langsung dikonsumsi

Budidaya stek pada daun kelor dapat dilakukan dengan cara memotong bagian tanaman sepanjang 30 hingga 50 sentimeter. Batang yang dipilih adalah tangkai yang tidak tua atau terlalu muda berdiameter 3-5 sentimeter. Potonglah secara mendatar agar akar tumbuh menjadi kian banyak.

“Kalau tunas sudah berakar, kelor dapat dikonsumsi sebagai air rebusan. Cara buatnya sederhana, panaskan air kemudian masukan kelor yang sudah dicuci. Setelah air mendidih, bisa langsung diminum serta daunnya dimakan kalau mau,” terang dia yang juga Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.

4. Bibit daun kelor bisa dijual Rp25-50 ribu

Sumaina pula menjual bibit daun kelor di kediamannya yang terletak di Perumahan Green Country Nomor 2 Palembang. Ia menjual per bibit seharga Rp25-50 ribu, tergantung ukuran tanaman. Meski hanya hobi bercocok tanam untuk mengisi waktu luang, namun Sumaina bisa menjual 30 batang daun kelor.

“Apalagi pas COVID-19 meningkat setiap hari, ada saja yang beli. Sejak Maret 2020 sudah ada 500 bibit terjual, kebanyakan yang beli masyarakat sekitar dan ada juga yang beli untuk kelurganya di luar kota,” ungkapnya.

Sumaina menerangkan, secara pribadi dirinya memang sudah lama berbudidaya kelor untuk konsumsi sendiri, selain karena asal tanaman tersebut dari daerah di Sulawesi. Warga setempat kata Sumaiina memercayai daun kelor memiliki nutrisi tinggi.

“Daun kelor ini sering kita konsumsi. Kalau saya sering dijadikan masker, karena ampuh menghilangkan jerawat,” tandas dia. (*)

  • Bagikan