Dengan Kebun PKH, Lansia Tetap Produktif Hingga Kurangi Risiko Kepikunan

  • Bagikan
Aktivitas Kebun PKH Lansia

Mediatani – Saat ini di Kabupaten Boyolali dibangun Kebun PKH (Program Kebun Keluarga Harapan). Program ini menyasar Keluarga Penerima Manfaat (KPM), khususnya untuk para lansia.

Kebun ini dibangun sebagai sarana rekreatif yang dapat mengurangi resiko kepikunan yang dialami para lansia.

Dilansir dari JPNN.com (13/3) – Bejo, salah seorang KPM lansia yang berumur 79 tahun dari Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, mengatakan bahwa dia senang mengikuti aktivitas di Kebun Lansia sebab aktivitas yang dilakukan di sana dapat menjaga pikirannya tetap segar.

Bukan hanya jalan-jalan saja, tapi di kebun PKH Bejo juga bisa berkebun dan berinteraksi dengan teman-teman lansia yang lain. Selain itu, aktivitas yang dilakukan di kebun juga membuat para lansia menjadi lebih sehat karena udara yang segar dan mereka aktif bergerak.

Lokasi kebun PKH Lansia ini berada di Desa Gondangrawe, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Kebun ini mulai dioperasikan pada akhir tahin 2019.

Dengan berdiri di atas lahan seluas 11 x 13 meter persegi, kebun ini ditanami berbagai macam tanaman yang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh para KPM lansia.

Tanaman yang ditanam seperti cabai, terong, kangkung, jahe dan kencur. Sehingga keberadaan kebun PKH lansia ini dapat mengurangi pengeluaran bulanan para lansia karena memanfaatkan hasil dari kebun.

Selain itu, mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan karena hasil kebun bisa dijual ke pasar atau dibeli oleh KPM.

Pendamping PKH Kabupaten Boyolali, Danik Haryanti Ningrum Sapitri, mengatakan bahwa awal dari pemberdayaan KPM lansia ini adalah dari Pertemuan Peningkatan Kualitas Keluarga (P2K2) yang secara rutin dilaksanakan bersama KPM.

Dalam kegiatan P2K2 ini, pelaksana sering memberikan arahan dan motivasi. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan memanfaatkan modul-modul tentang kesehatan dan pengelolaan keungan, seperti cara mengelola bantuan social (bansos) PKH yang diterima agar dapat diatur dan tidak habis begitu saja.

“Awalnya, saya kepikiran mengajak KPM lansia untuk aktif, berdaya. Bagaimana kalau kita bikin kebun PKH yang diolah lansia. Jadi, mereka beraktivitas iya, mengatur keuangan juga iya,” Kata Danik yang mengungkapkan ide sehingga Kebun PKH Lansia bisa hadir.

Kemudian ide ini disepakati oleh KPMnya dan modal awal dari program ini diambil dari dana iuran KPM. Dalam perjalanannya, para lansia menyisihkan sedikit uangnya yang diperoleh dari bansos PKH sebesar Rp10 ribu per orang.

Kemudian modal yang terkumpul digunakan kembali untuk memenuhi berbagai kebutuhan kebun, seperti membeli beberapa jenis bibit tanaman, pupuk daun dan pupuk buah.

Danik menganggap, manfaat dari hasil dari kebun yang dikelola oleh 20 KPM lansia secara bergilir ini bukan hanya dirasakan oleh para lansia saja, tapi juga dirasakan oleh KPM itu sendiri.

Jika waktu panen telah tiba, maka hasil panennya akan dijual ke pasar dan ada juga yang dibeli oleh KPM lainnya. Uang yang didapatkan akan masuk ke kas KPM dan nantinya akan diputar dan digunakan kembali untuk modal. Sehingga KPM sendiri pun mendapatkan manfaatnya.

Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi covid-19 dan musim hujan, maka kebun PKH ini dikelola secara terjadwal, lansia yang terlibat pun dibatasi. Biasanya dalam sepekan hanya satu atau dua kali dan dihadiri oleh tiga sampai empat orang saja.

Harapannya, dengan Kebun PKH Lansia ini dapat menjadi sarana bagi lansia agar tetap berdaya di tengah masa tuanya dan bisa memanfaatkan dana bansos PKH sebagai tabungan masa tua mereka.

  • Bagikan