Mediatani – Semakin meningkatnya antusias masyarakat membudidayakan ikan air tawar membuat Dinas Perikanan kabupaten Badung kewalahan untuk memenuhi permintaan bibit kepada kelompok pembudidaya yang mengusulkan permohonan.
Saat ini memang semakin banyak masyarakat Kabupaten Badung yang membudidayakan ikan air tawar, seperti Ikan Lele dan Ikan Nila. Hal tersebut membuat permintaan bibit dari kelompok pembudidaya menjadi tinggi dan membuat Dinas Perikanan kewalahan
Dilansir dari Tribun Bali, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung, I Nyoman Suardana mengaku tak menampik perihal tersebut. Terdapat puluhan kelompok yang telah mengajukan permohonan bibit ikan air tawar, namun hanya belasan permintaan yang dapat dipenuhi pihaknya.
“Sampai saat ini perkembangan budidaya ikan air tawar cukup baik. Bahkan, saking antusiasnya tidak semua kelompok pembudidaya kebagian bibit, baik Lele maupun Nila,” ungkapnya.
Dia merincikan, hingga saat ini sudah ada 27 kelompok yang mengajukan permohonan bibit ikan air tawar. Hanya saja baru 19 kelompok yang baru dapat dipenuhi dengan jumlah 565.000 ekor benih.
Menurut pihaknya, permintaan benih ikan yang diusulkan bukan hanya datang dari kelompok budidaya di Badung, tapi banyak juga dari Sekaa Teruna dan Subak. Meski demikian, benih yang diproduksi belum mencukupi untuk memenuhi tingginya permintaan.
Dia mengatakan, menurunnya produksi benih, terutama ikan lele ini disebabkan karena musim penghujan yang terus terjadi belakangan ini. Untuk itu, ia berharap para pemohon dapat bersabar, karena ada sekitar 8 pemohon yang belum bisa dipenuhi.
Sayangnya, Mantan Kabag Umum Setkab Badung ini tidak bisa menyebut secara rinci benih yang diproduksi pada 2021 ini. Ia hanya menyebut target bibit yang dihasilkan tahun ini yakni 2 juta bibit.
“Secara rinci total produksinya belum bisa saya sampaikan, karena masih tugas di luar, yang jelas permintaannya tinggi. Namun untuk target tahun ini 2 juta benih ikan,” ungkapnya.
Saat ini Pemkab Badung masih memiliki tiga Balai Benih Ikan (BBI) yang beroperasi, diantaranya di Kelurahan Kapal seluas 60 are, Desa Petang seluas 20 are dan di Desa Baha seluas 3 hektar.
Untuk produksi, tambahnya, pihaknya memang tidak mencatat masing masing karena terkadang benih yang baru lahir akan dipindahkan dari petang ke Baha atau Kapal, begitu juga sebaliknya tergantung dari situasi dan kondisi kolam.
Seperti ketika kondisi kolam di Baha yang mengalami gangguan air karena ada perbaikan saluran irigasi induk, sehingga induk dan bibit yang diproduksi ikut dipindahkan.
Sebelumnya diketahui, produksi benih ikan air tawar di Kabupaten Badung cukup melimpah tahun di tahun 2020. Berdasarkan catatan Dinas Perikanan Badung, produksi benih ikan hingga pertengahan Desember 2020 mencapai 2.006.000 ekor.
Padahal target yang ditetapkan hanya sekitar 2 juta ekor benih. Bahkan, kata Suardana, benih ikan air tawar jenis nila dan lele itu sudah ada yang didistribusikan kepada kelompok budidaya ikan di Badung.
“Seingat saya sampai bulan Juni 2020 lalu kami sudah memberikan sebanyak 1,7 juta benih ikan kepada 34 kelompok budidaya ikan,” katanya.
Pihaknya memprediksi, jika BBI Baha juga sudah beroperasi dengan maksimal, maka akan semakin banyak benih ikan yang diproduksi.
Meski tahun sebelumnya target benih ikan terlampaui, pihaknya belum berani memastikan target untuk di tahun 2021. Pasalnya dari pendataan yang dilakukan ada beberapa induk ikan yang sudah kurang produktif.
“Sudah banyak ikan yang umurnya tua. Tapi semua itu kita masih hitung dulu, sambil melihat dan mengecek kondisi induk dan kalau memungkinkan kita akan lakukan penambahan indukan,” katanya.
Meski induk ikan tersebut sudah banyak yang tua, pihaknya berharap dapat melibihi target yang terjadi pada 2020, minimal sama. Dengan begitu kelompok budidaya ikan di Badung tetap mendapatkan benih ikan dari pemerintah secara gratis.
“Astungkara ke depan bisa lebih banyak lagi,” tandasnya.