Harga Ekspor Daging ke Indonesia Tinggi, Peternak Australia Senang

  • Bagikan
ILUSTRASI. Peternakan sapi/IST

Mediatani – Peternak di Australia terkejut dikarenakan harga ekspor daging sapi ke Indonesia naik dan mencetak rekor, meski di tengah wabah pandemi Covid-19. Mereka pun mengantisipasi keuntungan tersebut.

Disadur Sabtu (13/2/2021) dari situs Liputan6.com yang dilaporkan ABC Australia, Kamis (11/2/2021), sapi jantan muda ke Indonesia yang hendak dikirim dari Pelabuhan di Darwin kini harganya mencapai AU$ 4,30, atau lebih dari Rp 46 ribu, per kilogramnya.

Harga itu pun menjadi rekor tertinggi untuk harga ekspor hewan ternak hidup yang pernah tercatat.

Pasokan sapi ternak di Kawasan Australia Utara, saat ini sangat terbatas, satu di antaranya adalah akibat musim hujan.

“Saat musim hujan seperti ini, bukanlah hal yang aneh jika harganya tinggi,” ujar Scott Riggs, salah satu peternak dari daerah Katherine di Kawasan Australia Utara.

“Akan tetapi dengan harga yang setinggi ini belum pernah terlihat sebelumnya,” jelasnya. “Sehingga menjadi sulit bagi eksportir untuk bisa mengamankan dan menjamin hewan ternak tersedia,” tambahnya.

Namun Scott menuturkan bahwa akan ada permintaan yang tinggi dari Indonesia menjelang Ramadan nanti, yang diperkirakan akan dimulai pada pertengahan April.

“Ini adalah keuntungan terbesar, tidak ada keraguan tentang itu,” ujar Scott.

Pada Januari 2021 lalu, para pedagang daging sapi di wilayah  Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) sempat mogok berjualan sementara, karena protes harga daging sapi yang tinggi sejak pertengahan tahun lalu.

“Kenaikan harga terjadi sejak Juli 2020 sampai dengan Januari 2021 yang telah mencapai Rp 13 ribu per kg pembelian sapi bakalan dari Australia,” jelas ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi dalam pesan tertulis, Rabu 20 Januari 2021, dikutip Sabtu (13/2/2021).

Para sejumlah eksportir sapi ternak dari Australia juga mengaku ada ketidakpastian apakah Indonesia akan dapat menjadi pangsa pasar yang berkelanjutan bagi mereka dalam waktu 12-18 bulan ke depan.

Seperti yang dikatakan oleh ketua Asosiasi Eksportir Ternak di Australia Barat, John Cunnington.

“Saya khawatir soal Indonesia,” kata John, seperti yang dikutip dari media Farm Weekly yang berbasis di Australia Barat.

“Mereka membayar harga yang tidak bisa bertahan saat ini, hanya bisa mencapai titik impas dalam perdagangan atau bahkan merugi,” ujarnya.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co, pemerintah bakal mengimpor kebutuhan daging sapi dan kerbau untuk mengantisipasi puasa dan lebaran 2021.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian berencana mengantisipasi kebutuhan dan ketersediaan daging sapi dan kerbau saat Ramadhan dan Idul Fitri 2021 dengan menyiapkan rencana impor.

Dikutip Rabu (10/2/2021) dari situs Ihram.co.id, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menjelaskan bahwa kebutuhan daging sapi atau kerbau secara nasional untuk 2021 mencapai angka 696.956 ton dengan perhitungan konsumsinya per kapita 2,56 kg/tahun.

Sementara itu, perihal ketersediaan daging sapi atau kerbau lokal hanya berkisar 473.814 ton. Maka dari itu, kebutuhan dan ketersediaan daging sapi/kerbau nasional sepanjang tahun 2021 masih memerlukan jumlah sebanyak 223.142 ton.

“Kekurangan tersebut akan dipenuhi dari impor baik dalam bentuk sapi bakalan, bakalan yang dipotong dan impor daging sapi atau kerbau,” kata Nasrullah di Jakarta, Selasa (9/2) yang disadur Rabu (10/2/2021) dari situs Ihram.co.id.

Ada pun perihal impor yang renacana akan dilakukan pemerintah, perinciannya yakni dalam bentuk sapi bakalan dengan jumlah sebanyak 502 ribu ekor, bakalan yang dipotong sebanyak 430 ribu ekor atau setara 96.367 ton dan impor daging sapi/kerbau sebanyak 185.500 ton.

Nasrullah juga merinci bahwa dari stok akhir tahun ini, akan diperoleh sebanyak 58.725 ton dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhan daging dari bulan Januari hingga Maret tahun 2022 nanti.

Dirinya pula mengimbau importir daging yang sudah memperoleh rekomendasi dan izin agar segera melakukan realisasikan impor daging sapi beku pada Maret, April dan Mei 2021 ini. (*)

  • Bagikan