Mengenal Hari Krida Pertanian 21 Juni dan Perayaannya

  • Bagikan
Sumber foto: prsoloraya.pikiran-rakyat.com

MediataniĀ – Dalam dunia pertanian, pada tanggal 21 Juni ditetapkan sebagai Hari Krida Pertanian Nasional. Tepat hari Senin ini, Indonesia merayakan Hari Krida Pertanian yang ke-49. Lalu, apa yang dimaksud dengan Hari Krida Pertanian apa makna, tujuan, dan bagaimana sejarahnya?

Dilansir dari tirto.id, Hari Krida Pertanian adalah hari besar peringatan pertanian yang dirayakan oleh seluruh masyarakat pertanian di Indonesia. Mereka yang merayakan adalah para petani, peternak, nelayan, hingga pegawai dan pengusaha yang bekerja di sektor pertanian.

Dilansir dari laman resmi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kementerian Pertanian, Hari Krida Pertanian ini dirayakan sebagai bentuk rasa syukur para masyarakat khususnya para petani atas hasil panen.

Selain itu, Hari Krida Pertanian juga dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi kekurangan yang berasal dari kegiatan pertanian yang telah lalu. Setelah itu bisa diatasi dan juga bisa dicegah di kegiatan pertanian ke depannya.

“Hari Krida Pertanian pada hakekatnya merupakan hari bersyukur, hari berbangga hati dan sekaligus hari mawas diri serta hari dharma bhakti,” catat Balitjestro pada peringatan Hari Krida Pertanian 2020 silam.

Sejarah & Makna Hari Krida Pertanian Tanggal Hari Krida Pertanian ditetapkan berdasarkan faktor astronomis dan pembagian musim. Dari sisi astronomis, tanggal 21 Juni merupakan waktu di mana Indonesia mengalami pergantian iklim yang mempengaruhi kegiatan pertanian.

Di tanggal 21 juni, matahari berada pada posisi garis balik utara atau 23,5Ā° lintang utara. Dan inilah waktu proses produksi tanaman berakhir dan akan dimulainya proses penanaman yang baru.

Sementara itu, berdasarkan pembagian musim, di tanggal 21 Juni memang sebagai awal musim pertama yang merupakan awal dari siklus dua belas musim. Siklus dua belas musim yang dimaksud yaitu siklus pranata mangsa.Jika diuraikan akan menjadi hujan, angin, serangga, penyakit unggas, dan lain sebagainya.

Tanggal 21 Juni dikenal sebagai Mangsa Terang. Mangsa Terang memiliki definisi sebagai langit cerah. Mangsa Terang biasanya berlangsung selama 82 hari dan berada di antara Mangsa Panen dengan Mangsa Paceklik. Sejumlah komoditi pertanian yang dilaksanakan pada masa ini antara lain cengkeh, kopi, dan juga lada.

Di perayaan ke-48 ini, Hari Krida Pertanian dijadikan sebagai momentum pergeseran pola pertanian nasional yang awalnya menggunakan sistem konvensional menuju ke pertanian yang lebih modern.

Dilansir dari Antara, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian mengatakan bahwa inovasi dan teknologi informasi mampu mendukung meningkatnya produktivitas kegiatan pada sektor pertanian khususnya dalam negeri.

“Untuk itu, teknologi dan inovasi harus semakin digiatkan untuk meningkatkan produktivitas, pelibatan generasi muda dan start-up, efisiensi tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri serta ekspor,” terang Mentan SYL.

Selain itu, Mentan SYL juga mengajak para petani dan juga masyarakat agar terus bisa produktif meskipun masih dalam kondisi pandemi COVID-19.

“Sektor lain penting, namun pangan paling utama. Apalagi di masa pandemi ini, kita merasakan sekali, butuh pangan sehat, pangan yang cukup. Gizi yang seimbang dan menyehatkan,” jelas Mentan SYL.

Sektor pertanian ini dinilai memiliki peran yang cukup penting khususnya dalam perekonomian nasional. Bukan hanya berkontribusi sebagai produsen komoditas, tetapi sektor pertanian juga berkontribusi sebagai pemenuhan tenaga kerja, hingga penyumbang devisa bagi negara.

Sehingga, pada perayaan Hari Krida Pertanian ini diharapkan akan menjadi momentum masyarakat dan juga para petani untuk mendorong peningkatan aktivitas produksi dan juga perbaikan terhadap ekonomi dalam negeri.

  • Bagikan