PAD Sektor Peternakan Sinjai dan Realisasi Kartunisasi Ternak Capai Target 

  • Bagikan
ILUSTRASI. Ternak sapi/via kompas.com/IST

Mediatani – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor peternakan Sinjai pada tahun 2020 lalu, berhasil melampaui target. Dari target di awal tahun yang dipatok sebesar Rp631,9 juta hingga di akhir tahun berhasil mencapai Rp685, 6 juta atau 108,51 %.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Sinjai drh. Charidjah, saat ditemui Senin (8/3/2021) mengatakan bahwa pendapatan terbesar dari sektor peternakan berasal dari registrasi atau kartunisasi ternak yang mencapai Rp524,32 juta. Realisasi program kartunisasi ternak ini pun melampaui dari target Rp500 juta untuk 50 ribu ekor ternak.

“Alhamdulillah dari 50 ribu ekor ternak, target yang kita patok untuk kartunisasi ini, hingga di akhir tahun tercatat 52.432 ekor ternak atau mencapai 104,86%,” jelas dia dikutip dari situs berita Linisiar.id, Rabu (10/3/2021).

Dia menjelaskan bahwa kartunisasi ternak sangat penting bagi masyarakat yang memiliki ternak sapi. Sebab, selain sebagai tanda kepemilikan hewan. Kartunisasi ini pula berguna sebagai kartu kontrol kesehatan hewan ternak sapi.

Dengan adanya kepemilikan kartu ternak itu pun memudahkan para peternak untuk mendapatkan bantuan dari Pemerintah. “Kartunisasi ini masih merupakan sumber PAD terbesar di sektor peternakan. Pendapatan ini diperoleh dari Rp10 ribu per ekor ternak sapi per tahun,” ungkap dia.

Sementara untuk pendapatan lainnya, lanjut Charidjah, diperoleh dari pemeriksaan pengeluaran dan ternak keluar daerah sebesar Rp20 juta, retribusi rumah potong hewan Rp26 juta.

Di samping itu, retribusi penjualan produksi usaha daerah yang meliputi penjualan induk ayam afkir, penjualan DOC dan penjualan sapi perah dengan PAD mencapai Rp114,84 juta.

Sebelumnya, sebagaimana diberitakan mediatani.co, meski masih dalam kondisi wabah pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Sinjai tetap fokus dalam mewujudkan visi dan misinya.

Salah satu di antaranya ialah pada sektor peternakan; yakni meningkatkan populasi dan produksi sapi melalui Program Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik.

Inseminasi Buatan ini adalah satu dari banyak program unggulan Pemkab Sinjai yang digelar sejak awal kepemimpinan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) dan Wakil Bupati, Andi Kartini Ottong.

Program ini pun sejalan dengan program dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian yaitu program sapi atau kerbau komoditas andalan negeri atau ‘Sikomandan’.

Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Kabupaten Sinjai, realisasi IB di awal tahun 2020 lalu mencapai 7 ribu ekor dari target 6 ribu ekor sapi hingga di akhir tahun.

Pelaksana Tugas Kadis Peternakan dan Keswan Sinjai, drh. Charidjah, saat ditemui di Ruang Kerjanya, mengatakan bahwa Program IB tak berpengaruh dengan adanya wabah Covid-19 sehingga realisasi hingga diakhir tahun melebihi target.

“Ini menandakan bahwa program ini sangat dibutuhkan warga meskipun dalam suasana pandemi sebab melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak,” katanya Selasa, (2/3/2021) dikutip dari situs suarajelata.com, Kamis (4/3/2021).

Untuk tahun 2021 ini, lanjut dia, pihakya tetap menargetkan program IB sebanyak 6 ribu ekor sapi dan diharapkan ada kelahiran anak sapi hasil IB sebanyak 2 ribu ekor.

“Kita optimis target ini juga bisa tercapai ditahun ini, bahkan bisa melebihi dari target,” ujar dia.

Untuk mendapatkan layanan itu, peternak dapat menghubungi langsung petugas inseminator yang tersebar di delapan kecamatan. Sapi yang di IB pun akan mendapatkan asuransi ternak secara gratis dari Pemkab Sinjai.

Terkait asuransi gratis atau Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) yang juga merupakan program unggulan Pemkab Sinjai, Charidjah menjelaskan bahwa pada tahun 2020 lalu, jumlah sapi yang terdaftar menghampiri angka 10 ribu ekor sapi. Baca selengkapnya dengan klik di sini. (*)

  • Bagikan