Petani Bawang Merah di Bantul Buktikan Bisa Panen di Luar Musim, Ketahui Triknya!

  • Bagikan
Bawang Merah yang Sudah Dipanen

Mediatani – Indonesia saat ini mengalami cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi dan durasi yang panjang akibat La Nina. Memasuki musim hujan berarti ada beberapa tanaman yang tidak bisa ditanam akibat tidak cocok dengan kondisi tanah yang terlalu banyak air, salah satunya bawang merah.

Namun panen di luar musim atau off season bukannya tidak mungkin. Hal ini dibuktikan oleh para petani bawang merah di Kabupaten Bantul.

Saat ini petani bawang merah di Bantul masih bisa melakukan panen walaupun berada di luar musim panen bawang merah. Ada sembilan kelompok tani bawang merah yang berhasil melakukannya dan menikmati panenan.

Kabid Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Imawan Ekohandrianto menyebutkan bahwa musim panen bawang merah ada pada Bulan April hingga Agustus.

Namun kenyataan di lapangan, ada beberapa kelompok yang menanam bawang merah pada Bulan Desember, Januari, Februari.

Imawan mengatakan bahwa tanaman bawang varietas tajuk tetap bisa dipanen meskipun tingkat produktivitasnya tidak setinggi panen di saat musimnya yaitu di Bulan April, Mei, Juni, Juli hingga Agustus.

Luas lahan bawang merah di Bantul yang ditanam di luar musim pada Desember 2020 lalu seluas 69 hektare. Sedangkan penanaman di Bulan Januari 2021 seluas 73 hektare, sehingga total luas panenan sekitar 150 hektare.

Untuk jumlah hasil yang dipanen, Imawan menyebutkan bahwa setiap kelompok mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Namun secara keseluruhan, hasil panen dapat dikatakan cukup besar, yaitu sekitar 9 hingga 15 ton.

Jika dibandingkan tahun lalu, panen tahun ini relatif lebih baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu benih yang digunakan bagus, pemupukan sesuai anjuran, dan juga melakukan pengendalian OPT (Orgenisme Pengganggu Tanaman).

Selain itu, walaupun memasuki musim hujan, hasil yang didapatkan tetap maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh sistem pengairan yang cukup bagus, sehingga pembuangan air lancer dan tanaman tidak terendam air.

Beberapa varietas bawang yang dibudidayakan di Kabupaten Bantul antara lain, Varietas Bima Brebes, Tajuk, Thailand, Filiphina, dan Nawungan.

Dengan keberhasilan memanen di luar musim ini, Imawan mengatakan bahwa pihaknya akan memperluas area tanam sehingga dapat membuat produktivitas bawang merah di Bantul semakin baik.

Keuntungan dari harga jual bawang di musim ini sudah diperoleh para penjual. Harga dari satu kilo bawang merah mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000. Jika harga bagus, maka harapannya pun naik.

Dengan harga tersebut penjual sudah mendapatkan keuntungan, karena BEP (Break Even Point) sekitar Rp9.000 sehingga hal ini membantu perekonomian petani selama masa pandemi Covid-19.

Keberhasilan petani dalam memanen bawang merah di luar musim di Kabupaten Bantul merupakan sebuah prestasi. Pasalnya, bawang merah termasuk tanaman yang peka dengan curah hujan, intensitas hujan yang tinggi, dan cuaca berkabut.

Bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari maksimal (atau minimal 70% penyinaran), suhu udara ideal 25-32 ℃ dan kelembaban nisbi 50-70%.

Kabupaten Bantul bukan satu-satunya daerah yang berhasil panen di luar musim. Hal ini juga berhasil dilakukan oleh petani di lokasi lumbung pangan Desa Ria-Ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatra Utara.

Daerah tersebut telah melakukan panen bawang merah di bulan yang sama. Kualitas dari bawang merah yang baru dipanen sangat bagus, dan harganya mencapai Rp10.000 per kilogram rogol basah.

  • Bagikan