Warga Dieng Pelihara Ikan di Air Hangat, Ikan Lebih Cepat Besar

  • Bagikan

Mediatani – Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya ikan, baik itu pada air tawar maupun air laut. Namun, hal yang berbeda dilakukan di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Di daerah tersebut, Kolam ikannya menggunakan air dengan suhu hingga 40 derajat celsius.

Berawal dari sumber mata air panas yang melimpah di Dusun Bitingan, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Kondisi itu lantas dimanfaatkan warga setempat untuk mengairi media budidaya ikannya.

Salah satunya warga Dusun Bitingan yang melakukan budidaya ikan adalah Saefullah. Ia mengatakan, ada 15 kolam ikan air tawar milik warga di daerahnya. Semua menggunakan air hangat.

“Kalau jumlah kolam di sini sekitar 15 kolam, termasuk punya saya sendiri. Semuanya menggunakan air hangat,” ujar Saefullah dilansir dari DetikTravel, Kamis (17/9/2020).

Ia mengatakan ada tiga mata air panas yang terus mengalir di sekitar pemukiman. Menurutnya, penggunaan air hangat tersebut akan membuat ikan lebih cepat besar dibanding dipelihara di air tawar biasa.

“Budidaya ikan air hangat ini dimulai sekitar tahun 80-an. Awalnya coba-coba, ternyata ikan tetap hidup. Kemudian diteruskan sampai sekarang. Sayangnya belum maksimal, hanya panen satu tahun sekali jelang hari raya Lebaran. Padahal lebih cepat besar,” dia menerangkan.

Ia juga menyebut jenis ikan air tawar yang dibudidayakan pun beragam. Mulai dari ikan mujair, ikan mas, ikan bawal hingga lele dan emua jenis ikan tersebut cepat besar. 

“Sayangnya warga di sini masih kurang maksimal dalam budidaya ikan ini. Tidak pernah diberi makan pelet. Hanya sayuran dan daun-daun yang ada di sekitar rumah,” dia menjelaskan.

Selain untuk memelihara ikan, air panas yang melimpah itu juga dimanfaatkan warga untuk membuka obyek wisata pemandian air hangat hingga keperluan rumah tangga. Seperti untuk mandi di rumah dan dikonsumsi.

“Selain kolam renang air hangat, warga di sini semuanya mandi air hangat di rumah. Air juga bisa langsung diminum, karena tidak bau belerang. Kalau di sumber mata airnya itu sekitar 70 derajat. Namun setelah masuk ke rumah dan kolam renang, suhu turun menjadi 40 derajat di kolam ikan,” kata dia.

Setelah mengetahui keunikan budidaya ikan dengan kearifan daerah di dataran tinggi Dieng ini, tentu bisa menjadi rekomendasi tempat untuk berwisata bagi traveler.

  • Bagikan