Budidayakan “Buah Surga” Dalam Pot, Kini Warga Kedurus Panen Untung

  • Bagikan
Buah Tin, atau yang biasa dijuluki dengan "Buah Surga"

Mediatani – Buah Surga atau Buah Tin selama ini cukup jarang dibudidayakan di Surabaya seperti jenis buah yang lainnya.

Namun, dengan membudidayakan tanaman yang dikenal sebagai ‘buah surga’ itu bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Kedurus Asri RW 8 Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karang Pilang.

Dilansir dari Surya.co.id – Mereka mulai melakukan budidaya pohon Tin dalam 30 pot di fasilitas umum perumahan yang mereka kelola. Kegiatan tersebut mendapatkan pembinaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya sejak tahun 2020.

Siti Nurul Ida Susanti, ketua KWT mengatakan bahwa setelah tiga bulan sejak membudidayakan bibit pohon yang dibeli dari Gresik tersebut, anggota KWT mulai memanen daun-daun pohon tersebut yang kemudian diproses untuk dijadikan teh.

Dia mengatakan bahwa prosesnya membuat teh daun Tin cukup sederhana, yaitu dengan memanen lima daun teratas dan dikeringkan, kemudian daun kering tersebut dihancurkan hingga menjadi ukuran yang kecil dan dikemas untuk dijual. Yang memesanan produk ini pun banyak (22/3/2021).

Produksi teh dari daun Tin ini terus dilakukan, apalagi pertumbuhan daun pohon Tin semakin subur ketika memasuki musim kemarau. Namun sayangnya, ketika masuk musim penghujan daun pohon Tin banyak yang rontok sehingga tidak bisa diproses menjadi teh.

Dia juga menyampaikan bahwa ketika waktu panen tiba, produk ini langsung ludes terjual karena produk teh dari daun Tin masih jarang dijumpai di pasaran. Buah yang dipanen pun masih dijual terbatas sebab hasil panennya masih sedikit.

Dari tiga jenis pohon Tin yang ditanamnya, saat berbuah, Siti mengaku bisa menjual buah Tin dengan harga hingga Rp10 ribu per buah. Hal ini karena buah Tin masih jarang diperjualbelikan di sekitar lingkungannya.

Tak hanya menjual daun dan buahnya saja, selain itu Siti dan anggota KWT juga mulai membudidayakan pohon Tin dalam bentuk stek batang.

Siti mengaku bahwa penjualan bibit Tin ini juga laris terjual dan dia menjualnya seharga Rp35 ribu perbatangnya. Itulah sebabnya mereka menjadi fokus dalam membudidayakan pohon Tin secara maksimal karena potensi ekonomi yang dimilikinya besar.

Potensi ekonomi pohon Tin yang menguntungkan juga seiring dengan manfaat pohon Tin yang dapat digunakan sebagai terapi menstabilkan kolesterol. Para anggota KWT juga turut mengkonsumsi teh daun Tin setiap panen.

Fathiyah Amieni, pengurus KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) sekaligus Pembina KWT Kedurus Asri mengatakan bahwa KWT Kedurus Urban termasuk salah satu kelompok tani yang aktif di daerah perkotaan.

Sebagai petani urban, memang yang menjadi kendala selama ini adalah kurangnya ketersediaan lahan, sebab banyak lahan kosong yang dialihkan menjadi kompleks perumahan.

“Dan biasanya yang bergerak itu memang yang sudah biasa aktif. Karena mencari kader baru. Makanya kalau sudah ada KWT dan konsisten berjalan itu luar biasa.” ujarnya.

Budidaya pohon Tin juga dirasa cukup ideal karena pasarnya yang masih luas. Sehingga peluang meningkatkan perekonomian warga dengan budidaya pohon Tin menjadi cukup besar.

Dia juga mentakan bahwa sebenarnya sudah banyak orang yang membudidayakan pohon Tin dan menjual produknya, namun cara penjualan yang mereka lakukan berbeda-beda. Dan KWT ini memiliki pasar tersendiri jika dibandingkan dengan petani pohon Tin di Sidoarjo dan Gresik.

Sebagai tambahan informasi, daun dan buah Tin dapat berfungsi dalam menyehatkan jantung, memperlancar pencernaan, menjaga kesehatan tulang, meningkatkan imunitas tubuh, mengobati batu ginjal, membantu menurunkan gula darah, dan sebagai obat antikanker.

  • Bagikan