Kisah Petani Sukses Dari Nol yang Jadi Pengusaha Kaya Raya

  • Bagikan

Petani adalah orang yang berprofesi bercocok tanam, baik di lahan pribadi maupun memiliki hak penuh dalam menjalankan budidaya. Petani sukses sangat membantu bagi semua orang. Hal ini dikarenakan, petani memberikan sarana hidup bagi masyarakat berupa bahan makanan yang tentunya membuat kita bisa bertahan hidup. Untuk menjadi seorang petani sukses bukanlah hal yang mudah. Anda bisa belajar dari kisah petani sukses dari nol. Para petani inspiratif tersebut memulai usahanya dari awal dengan pengalaman, ketekunan, pengetahuan, dan kegigihan.

Kisah petani sukses dari nol seringkali menjadi inspirasi petani pemula yang ingin mencoba melakukan budidaya tanaman. Apabila anda ingin menjadi seorang petani sukses, anda harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam berbudidaya. Pasalnya, banyak lulusan sarjana pertanian yang lulus bergelar S1 namun dalam praktek di lapangan kurang terampil. Hal ini dikarenakan pengetahuan dasar saja memang tidak cukup untuk bertani. Melakukan pertanian ini tidak mudah. Sebagai petani pemula, ada baiknya anda belajar kepada petani yang telah berpengalaman.

Kisah Petani Sukses Dari Nol

Petani yang sukses melakukan budidaya tanaman kali ini bernama Rommy Mamesah. Petani ini tinggal di wilayah Kawangkoan, Tompaso, Langowan, Minahasa, Sulawesi Utara. Rommy meraup keuntungan berlipat dengan membudidayakan cabai dan tomat. Dari hasil bertani cabai dan tomat ini, puluhan keluarga sudah mendapat keuntungan mencapai Rp. 200 juta dalam sekali musim tanam. Lahan seluas sekitar seperempat hektare yang ada di Langowan Barat bisa menghasilkan uang sebesar Rp. 150 juta hanya dalam waktu 4 bulan.

Ketika cabai dipanen pertama kali, harga jualnya mencapai Rp. 70 ribu/kg. Pada panen pertama ini, Rommy memetik sekitar 50 kg cabai. Rommy berhasil meraup keuntungan sebesar Rp. 3,5 juta. Banyak pengumpul yang datang untuk membeli cabainya, salah satunya ialah pria dari Manado. Pria ini datang menawar cabai Rommy. Keduanya sepakat dengan harga Rp. 150 juta. Sepekan kemudian harga cabai menembus harga paling tinggi yakni Rp. 90 ribu/kg. Harga jual cabai ini sangat tinggi, bahkan melebihi harga jual cengkeh kala itu.

Petani Sukses Dari Nol Asal Lamongan

Kisah petani sukses dari nol lainnya bernama Abdul Qohar. Petani sukses ini tinggal di Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Lamongan. Abdul meraup banyak keuntungan dengan berkebun pepaya calina. Lahan pertanian yang ada di ujung selatan Lamongan terkenal kering dan sudah turun temurun hanya ditanami tembakau, padi, serta jagung. Namun hal ini tidak menyurutkan niat Abdul. Dengan keuletan dan kegigihan, Abdul berhasil membentuk Kelompok Tani Godong Ijo Sejahtera dengan 112 anggota yang tersebar di 8 desa di wilayah Kecamatan Sambeng.

Dengan total kebun buah pepaya calina seluas 15 hektar, Lamongan menjadi produsen terbesar ketiga di wilayah Jawa Timur. Tak hanya ke Lamongan saja, buah pepaya calina dari Sambeng ini juga dipasarkan hingga ke Tuban, Gresik, serta Jakarta. Dalam lahan seluas 1 hektar, dapat ditanam hingga 1.520 batang pepaya calina. Pada setiap hektar, petani dapat mendapat omzet sebesar Rp. 18 juta/bulan. Hal ini pun sudah dihitung dengan adanya kemungkinan faktor kegagalan. [Baca Juga: Cara Menanam Bawang Merah]

Masa panen buah pepaya calina itu sendiri yakni ketika telah berusia 6 bulan 20 hari. Pepaya calina akan terus berbuah sampai berumur 3 tahun kemudian. Pepaya calina dari Sambeng ini sudah memiliki merk dagang. Pemilik kebun pun sudah mendapatkan binaan khusus untuk menjaga kualitas buah pepaya agar sama, meski ditanam di lahan yang berbeda.

  • Bagikan