Klaim Surplus Beras Di Kalbar Dinilai Menyesatkan

  • Bagikan
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, panen padi di kawasan persawahan Sumberpucung, Malang, 26 Februari 2015. Menurut Amri, stok beras di Bulog sebanyak 1,3 juta ton, sedangkan kebutuhan beras nasional sebesar 32 juta ton, diharapkan dengan masuknya masa panen raya ini bisa menutupi kebutuhan beras nasional. TEMPO/Aris Novia Hidayat

Mediatani.co – Kementerian Pertanian (Kementan) telah berhasil mengekspor beras sebanyak 25 ton beras premium ke Malaysia. Pemerintah pun mengkalim bahwa beras tersebut berasal dari Desa Tunggal Bhakti, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar). Kemtan menegaskan bahwa ekspor beras tersebut menjadi salah satu bukti bahwa Kalbar mengalami surplus beras yang mencapai sekitar 350.000 ton.

Kendati demikian, klaim tersebut tidak serta merta seluruhnya benar. Klaim pemerintah terkait suprlus beras yang terjadi di Kalbar belakangan  justru berlawanan dengan fakta yang terjadi dilapangan.

Berdasarkan informasi di lapangan, Kalbar hingga kini masih rutin untuk membeli pasokan beras. Salah satunya dari Tegal, Jawa Tengah.

Salah seorang pemilik dan produsen beras asal Tegal bernama Andi Kusuma mengatakan masih banyak pembeli dari Kalbar. “Memang banyak pembeli beras, termasuk yang berasal dari Kalbar juga masih banyak sampai sekarang,” ujarnya seperti dilansir KONTAN, Minggu (22/10).

Namun, Andi mengaku tidak tahu, kemana beras-beras yang dibeli darinya akan dikirim. Ia mengatakan selama ini, dia hanya melayani permintaan pembelian beras untuk dikirim ke berbagai daerah, termasuk pembelian dari darah Sanggau. “Ada saja yang membeli.

Tetapi saya tidak tahu dia mau menjual lagi kemana, mau ekspor atau bagaimana, saya tidak tahu. Kalau mereka cocok dengan beras kami, ya, kami jual,” ujar Andi. Selama ini, Andi mendapatkan pasokan berasnya dari para petani di Jawa Tengah, kemudian digiling dan dijual.

Sementara itu, pada saat meluncurkan program ekspor beras di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat pada Jumat (20/10) lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, kemampuan Sanggau melakukan ekspor tak lain karena daerah tersebut sudah berhasil surplus beras sebanyak 50 ribu ton per tahun.

BACA JUGA :

Mentan menjelaskan, permintaan ekspor beras ke Malaysia sejatinya sudah disampaikan sekitar 4 bulan lalu saat Kerajaan Malaysia mendatangi Indonesia. Kala itu, kata Mentan, Menteri Pertanian Malaysia menyatakan kesiapannya impor beras dan jagung dari Indonesia. Potensi kuota impor pasar Malaysia adalah 1 juta ton per tahun untuk beras dan 3,1juta ton per tahun untuk jagung.

Dengan masih tetap membeli beras dari luar, Klaim oleh kementerian Pertanian terkait suprlus beras di Kalbar dirasa kurang tepat. Mengingat masih terjadi pembelian beras dari daerah di luar Kalbar.

Senada dengan itu, Billy Haryanto, pedagang beras di Pasar Induk beras Cipinang (PIBC) mengatakan, saat ini kondisi ketersediaan beras medium dalam negeri masih kosong, terutama stok harga beras dengan harga di bawah Rp 9.000 per kilogram (kg). Ia menjelaskan, kenaikan harga beras saat ini menunjukkan kalau stok beras betul-betul kosong.

  • Bagikan