Top Scorer PSIS, Hari Nur Yulianto Bertani Hidroponik Selama Pandemi

  • Bagikan
Striker PSIS Semarang Hari Nur Yulianto

Mediatani – Pandemi virus corona yang saat ini melanda dunia membuat berbagai sektor perekonomian harus berhenti. Salah satunya adalah olahraga sepakbola, PSSI terpaksa harus menghentikan kompetisi untuk mencegah terjadinya penyebaran virus.

Kondisi itu membuat semua klub sepakbola di tanah air harus merumahkan pemainnya selama hampir empat bulan lamanya. Meski tidak membatasi aktivitas para pemainnya, namun klub mengimbau agar setiap pemain tetap menjaga kondisi.

Pemain depan PSIS Semarang, Hari Nur Yulianto mencoba mencari kegiatan produktif di tengah ketidakpastian kompetisi Liga 1. Pemain yang kerap disapa Mukri ini beraktifitas di rumah karena manajemen Laskar Mahesa Jenar meliburkan timnya.

Selama berada di rumahnya yang terletak di Sukomangli, Sukorejo, Kabupaten Kendal, Hari Nur mencoba belajar bercocok tanam dengan metode hidroponik.

Cara bercocok tanam hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harfiah, hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara.

Peraih gol terbanyak PSIS Semarang ini mengatakan bahwa tujuannya menanam tumbuhan dengan metode hidroponik supaya mendapatkan ilmu baru di dunia yang sebelumnya ia tidak geluti dan hasilnya bisa bermanfaat untuk orang-orang sekitar rumahnya.

Namun, hasil sayuran yang ia tanam secara hidroponik tidak ia perjualbelikan, ia mengaku hanya mengkonsumsi sendiri dan dibagikan dengan tetangga sekitar rumahnya.

“Saya selama kompetisi dihentikan suka menanam hidroponik. Ya belajar menanam hidroponik, tapi cuma untuk di konsumsi sendiri. Kalau mau kangkung saya punya banyak,” ujar jebolan PON Jawa Tengah tahun 2012 ini, Rabu (29/07/20).

Selama kompetisi dihentikan, Hari Nur mengaku selain bercocok tanam ada berbagai macam hal yang ia lakukan untuk menjaga kondisi.

Selain bermain sepakbola bersama rekan di kampung halaman, ia juga kerap melakukan aktifitas olahraga fisik yakni jogging dan bersepeda.

“Kadang bermain bola di kampung, kadang juga jogging karena di desa saya pegunungan, bagus untuk trek jongging yang naik turun. Kalau bosan kadang bersepeda,” kata pemain PSIS itu.

Terkait tentang kompetisi, PSSI telah memastikan akan menggulirkan kembali Liga 1 Indonesia pada Oktober mendatang meski masih berada di masa pandemi covid-19.

Pelaksanaan kompetisi sepak bola tanah air tersebut akan dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi semua peserta maupun official PSSI.

“Tentu saja kabar ini sangat bagus bagi kami sebagai pemain. Kalau saya pribadi sangat antusias menantikan kompetisi Liga 1,” ucapnya.

Sejauh ini PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang merupakan operator kompetisi profesional sepakbola Indonesia masih menyempurnakan segala regulasi untuk menggelar kompetisi dalam keadan luar biasa (bencana).

LIB terus berkoordinasi dengan para klub, dan tentunya PSSI yang merupakan induk federasi sepakbola dunia, tentang bagaimana menggulirkan kompetisi dengan baik pada kondisi wabah virus corona seperi sekarang.

  • Bagikan